Sabtu, 30 Januari 2010


Proyeksi Diri, 31 Januari 2010

Sungguh aku seorang yang bodoh, karena tak berhenti mengutuk diri sendiri bodoh. Ya, walaupun aku tahu bahwa aku bodoh karena telah mengutuki segala kebodohanku ini yang sebenarnya tidak akan membuat aku terlepas dari kebodohan ini. Itulah kebodohan diriku, aku tahu segala kebodohan yang aku lakukan, namun aku tetap melakukan kebodohan itu. Maka sungguh aku adalah seorang yang bodoh.

Hidup ini hanya aku jalani satu kali saja, aku tahu itu. Dan penyesalan terbesar didalam hidupku adalah menjalani hidup yang telah menyia-nyiakan kesempatan untuk dapat hidup bersamamu. Mungkin ketika itu, jika aku tak terlalu memikirkan akan kebodohan diri dan terjatuh dalam lingkup pikiran pesimistis ini sehingga aku kehilangan keberanian dan kehilangan kata-kata saat memandangi dirimu, kehilangan akal sehat saat aku ingin mengatakan semuanya kepadamu. Ah, tapi percuma semua itu mungkin telah berakhir, karena kini aku telah kehilangan semuanya.

Kini aku tetap disini, untuk yang kesekian kali hanya mampu memandang sesuatu yang aku inginkan tanpa mampu bergerak untuk meraihnya. Semua itu karena ketakutan akan kebodohan telah terlebih dahulu meliputi diri dan menutupi semuanya sehingga aku tak mampu bergerak. Sungguh, yang aku inginkan adalah hanya ingin membuat engkau bahagia. Namun Tahukah kamu aku takut tak mampu membahagiakan dirimu. Dan semua keadaan sulit ini telah membuatku gila..

Maka aku telah menjadi muak, aku tak mau lagi berlarut dikegelapan dan jatuh kelubang yang sama berulang kali.

Renungilah kawan,,,,

1 komentar:

  1. Sebuah cerminan untuk melihat ke dalam diri masing-masing. Salam kenal ^_^

    BalasHapus

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Blog Archive