Sabtu, 30 Januari 2010


Curahan Hati, 25 Januari 2010

Jasad ini adalah penjara, karena didalam jasad tempat ruh berada ini saya berada dalam keterbatasan. Salah satunya, tidak bisa terus-menerus beraktifitas karena memiliki banyak sekali kelemahan. Baik itu lemah karena merasa kelelahan ataupun merasa bosan atau hal lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena saking banyaknya. Namun sungguh, saya sepatutnya bersyukur, karena terlahir sebagai makhluk beruntung yang dapat merasakan juga segala keindahan yang telah Tuhan berikan untuk menjadi manusia lemah yang dalam batas-batas tertentu dapat pula melampaui batas.

Planet Bumi yang indah ini, yang betapapun sungguh luar biasa karena menjadi tempat kediaman kita semua sebagai makhluk hidup, ternyata adalah sebuah penjara bagi kita. Ya, bumi ini ibarat sebuah penjara. Penjara yang mengurung keseluruhan makhluk hidup didalamnya.

Betapapun canggihnya peradaban manusia, dan betapapun luar biasanya kekuatan yang dimiliki makhluk hidup terkuat di Planet Bumi ini, ternyata tak ada satupun yang mampu untuk hidup diluar angkasa. Sampai saat ini, kita masih belum dapat menemukan walau hanya sebuah tempat tinggal di luar angkasa yang mampu menyuplai kehidupan. Kita terkurung di sebuah planet didalam tata surya yang sungguh kecil. Sangat kecil, bahkan tidak lebih besar dari setitik debu apabila dibandingkan dengan jagad raya yang belum bisa diketahui sejauh mana batas ujungnya. Dan kita ternyata memang tidak ditakdirkan untuk mengetahui apalagi menapaki batas ujung jagad raya ini. Hukum alam telah membatasi kita semua, alam semesta ini mengembang dan segala sesuatu didalamnya semakin menjauh satu sama lainnya.

Saya hidup dengan segala sesuatu yang terbatas, dan batas utama yang membatasi itu adalah sesuatu yang memiliki dua sifat yang saling bertolak belakang, yakni sifat pasti dan tak pasti. Batas utama itu adalah kematian. Kematian itu pasti akan terjadi, namun tak pasti kapan akan terjadi.

Celakanya, hidup ini adalah penjara yang memenjarakan. Saya terpenjara didalam tempat yang luar bisa indah dan sungguhpun terbatas, akhirnya ternyata segala kenikmatan didalamnya telah mampu memenjarakan pikiran ini, melupakan kenyataan bahwa ternyata hidup ini hanya sebatas penjara yang terbatas.

Tak pernahkah kita sadari ?, bahwa ternyata hidup ini berada dalam batas-batas yang tak dapat diprediksi. Tuhan telah menggengam kita, betapa bagaimanapun hebatnya kita, rupawannya kita, cerdasnya kita, kuatnya kita dan lain sebaginya. Kita sama sekali tak berdaya. Sungguh tak berdaya.

Maka hanya satu pegangan kita yang pasti, yakni sang pencipta sendiri, Tuhan yang telah menciptakan kita. Tak perduli apabila kita telah berpegang kepada suatu kepastian Tuhan, maka segala kemungkinan yang tak pasti akan menjadi sesuatu yang pasti. Dan saya yakin, segala macam kepastian Tuhan adalah suatu kepastian yang indah. Sangat indah, karena disitulah letak keindahan yang dapat dirasakan oleh sifat ilahiah kita sebagai makhluk. Sungguh..

referensi gambar : http://paskalina.files.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Blog Archive