Sabtu, 30 Januari 2010


Curahan Hati, 31 Januari 2010

Pagi yang seperti biasa, namun diliputi dengan dingin suhu yang tidak biasa. Pagi ini berliput embun dan tetesan air sisa hujan semalam. Daun-daun tampak hijau meneteskan tiap titik buliran air. Pandanganku ini aku tujukan keluar jendela, tepat kesebuah jajaran tanaman bunga matahari. Tampak diantara jajaran bunga itu seekor kupu-kupu, terselip diantara sela daun-daun bunga.

Kupu-kupu itu sepertinya layu karena terjebak air hujan semalam. Sungguh malang nasibnya, namun inilah dunia. Didalam dunia selalu ada warna-warni keindahan dengan urat warna mengerikan yang terselip didalamnya. Aku hanya menginginkan warna keindahan, namun tanpa adanya hal yang tidak indah, mustahil definisi keindahan itu berada dibenaku sekarang ini. Keindahan tidak akan pernah ada tanpa ada hal yang tidak indah sebagai lawannya. Kadang, tak ayal, semuanya membingungkan diriku. Ya, aku bingung dengan setiap keadaan itu. Ah… pikiranku tampaknya terlalu larut dalam kerumitan dualitas hukum alam yang berlaku di alam semesta ini.

Aku teringat akan efek kupu-kupu (Butterfly effect) yakni sebuah istilah dalam teori chaos. Pada Tahun 1961 Edward Norton Lorenz, seorang peneliti meteorologi telah menemukan bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Hanya sedikit perubahan pada kondisi awal, seperti kepakan sayap kupu-kupu dapat mengubah secara drastis kelakuan sistem pada jangka panjang. Dan aku menemukan sebuah rahasia keindahan Tuhan yang lain.

Efek kupu-kupu mengandung arti bahwa perbuatan kecil dalam hidup ini sebagai kepakan sayap kupu-kupu dapat berarti besar dalam sejarah dunia yang dalam hal ini bertindak sebagai angin tornado. Tiap hal yang dilakukan manusia di dunia akan berpengaruh besar dalam sejarah dunia walaupun hal itu sering dianggap remeh. Aku sendiri tak tahu mengapa aku berada di kondisi yang aku miliki seperti sekarang. Tentu saja peristiwa lalu yang besar maupun kecil lah yang menyebabkan semua ini terjadi. Semua sejarah yang terjadi di dunia ini merupakan kombinasi acak dari seluruh perbuatan yang dilakukan manusia. Masing-masing manusia berkontribusi pada sejarah dunia. Jadi, sebenarnya hidup dalam dunia itu sangat penuh akan pintu-pintu kemungkinan. Peristiwa sekecil apapun dapat membuka sebuah pintu sejarah dan menutup pintu lainnya. Sejarah dunia hanya mencatat satu-persatu pintu-pintu yang dilewatinya.

Dan kupu-kupu itu membuat terbersit dipikiranku sesosok bait-bait yang melantunkan irama detakan nadi emosi aku dahulu, dahulu ketika itu karena waktu telah bergerak terus maju hingga mencapai saat ini. Dan saat ini aku terhanyut dalam buaian perasaan kembali, perasaan yang telah berlalu itu, sangat kuat, begitu kuat. Sebab tampaknya kekuatan itu adalah suatu kekuatan yang menjadi pijakan pemberi alasan mengapa aku hidup didunia ini, aku yakin itu. Meski mungkin kenyataannya kekuatan kuat itu sangat kecil berdampak dalam kehidupan, namun dampak sekecil apapun merubah kearah dampak yang sangat berbeda, drastis, dramatis.

*

Mati, mungkin sebuah kata yang menggambarkan keadaan suatu makhluk yang jasadnya telah ditinggal oleh ruhnya. Apabila aku gambarkan cinta didalam diri ini sebagai ruh, maka aku mendapatkan bahwa ruh itu telah kehilangan jasadnya. Namun esensi cinta itu tetap ada, karena ruh itu kekal meski jasadnya telah mengurai sejak dahulu.

Aku berbicara tentang mati, sebab mati itu telah melanda kupu-kupu yang kini berada diatas genggaman tanganku ini. Aku terlambat menyelamatkan kupu-kupu malang itu. Dan akupun tak tahu harus berbuat apa untuk menyelamatkan kupu-kupu yang walaupun tetap hidup, namun mustahil dapat terbang lagi karena sayapnya telah basah dan sedikit terkoyak disapu rintik hujan. Takdir telah berkata meski menyakitkan. Kupu-kupu itu kaku, bisu, seperti saat aku menatap gadis cinta itu dari kejauhan. Dan telah terlambat, sebab karena kini sang gadis cinta itu telah dimiliki oleh orang lain. Dan aku tak mampu lagi untuk menatapnya. Tusukan perasaan perih terlalu menyakitkan dan tajam dibandingkan keindahan saat aku menatapnya dengan tajam.

Kini yang hidup adalah semangat dan ruh dihatiku ini, ruh sebagai gambaran aku tentang cinta. Maka bersama linangan air mata yang pernah aku tetesakan. Aku telah bertekad untuk membuat ruh cinta ini tersenyum, meski kini mungkin aku tak akan pernah bisa untuk dapat tersenyum karena dia sang gadis cinta. Ah, cinta memang tak hadir untuk dapat saling memiliki. Dan itulah persetannya cinta. Cinta bagaikan pembunuh yang menikam perih dengan pisau beracun kebahagiaan didalamnya, racun itu perlahan membunuh secara menyakitkan.

Dan sungguh aku telah menjadi seorang pesimis yang gila. Aku menatap kupu-kupu itu, sembari bertanya. Apakah seekor kupu-kupu dapat merasakan cinta?. Dan aku berharap, semoga pabila kupu-kupu itu memiliki cinta, maka cinta yang ia miliki tidak seperti nasib malang cinta yang aku punya. Aku begitu pesimis karena serasa menjadi seekor ulat bulu. Kemalangan menimpa diriku. Aku hidup sebagai seseorang yang tak berguna. Seperti hama yang merusak setiap pucuk daun-daun muda, bunga-bunga indah yang mekar ataupun diatas buah yang akan tumbuh. Dan aku ragu akan mampu menjadi seekor kupu-kupu. Aku tak berani untuk berubah menjalani berbagai macam perubahan yang telah terjadi. Meski perubahan itu menjadi makhluk cantik bernama kupu-kupu. Sebab aku tahu, kupu-kupu itu walau dengan kelopak elok sayapnya mengepak sehingga terbang melewati pucuk pohon jeruk untuk mencari manisnya saripati madu. Namun pada akhirnya mati tersapu air hujan, terhimpit kedinginan dideretan tanaman bunga matahari. Sendiri terkapar dan layu diantara deretan keindahan gemerlap warna terang dan keceriaan bunga matahari dikala sinar mentari muncul malu-malu dari ufuk timur pagi.

indah nian,,

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Blog Archive