Kamis, 11 Maret 2010

Celoteh, 3 maret 2010

Dalam perjalanan menuju manifestasi, jiwa melewati empat keadaan, ‘Ilm, ‘Ishq, Wujud, Shuhud. ‘Ilm adalah keadaan awal dari kesadaran, kecerdasan murni. ‘Ishq adalah cinta, tahap kecerdasan berikutnya menuju manifestasi; karena itu kecerdasan dan cinta sama unsurnya.

Benda-benda seperti batu dan tumbuh-tumbuhan, tak memiliki kecerdasan, sehingga tak memiliki cinta, kecuali suatu persepsi kecil tentang cinta yang ada di dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi di antara hewan dan burung-burung, kecerdasan berkembang, sehingga cinta di dalam diri mereka dapat menunjukkan diri. Wujud adalah dunia obyektif, yang diciptakan untuk dicintai, karena cinta
tak dapat diwujudkan bila tak ada sesuatu yang dicintai. Shuhud adalah realisasi pengalaman cinta dalam aspek apapun.

Kata cinta, dalam bahasa Inggris ‘love’, dalam bahasa Sanskrit ‘Lobh’, berarti keinginan, hasrat. Cinta adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Karena itu, Shuhud, realisasi cinta, merupakan satu-satunya tujuan setiap jiwa. Cinta, dalam berbagai aspeknya, dikenal pula dengan sebutan: kehendak, keinginan, hasrat, kebaikan, suka, dan lain-lain.

Di dalam cinta terdapat segala pengetahuan. Cinta manusia dan ketertarikannya kepada sesuatu, pada saatnya akan membuat sesuatu itu mengungkapkan rahasianya, sehingga manusia dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan, mengendalikan, dan memanfaatkannya. Tak seorang pun dapat mengetahui seseorang, sebesar apapun keinginannya untuk tahu, kecuali dengan cinta, karena tanpa cinta, mata ruhani buta; hanya mata luar yang terbuka, dan mata luar hanyalah semacam kaca mata bagi mata ruhani. Bila pandangan tidak tajam, apa manfaat kaca mata? Karena itulah kita mengagumi semua yang kita cintai, dan kita buta terhadap kebaikan orang yang tidak kita cintai. Bukan karena mereka berhak kita abaikan, tetapi tanpa cinta, mata kita tak dapat melihat kebaikan mereka.

Seseorang atau sesuatu yang kita cintai mungkin mempunyai keburukan pula, tetapi karena cinta melihat keindahan, kita hanya melihat kebaikan itu.

Kecerdasan sendiri dalam langkah selanjutnya menuju manifestasi adalah cinta. Ketika cahaya cinta telah dinyalakan, hati menjadi transparan, hingga kecerdasan jiwa dapat melihat melaluinya. Namun sebelum hati dinyalakan dengan api cinta, kecerdasan, yang senantiasa berupaya untuk mengalami hidup di permukaan, meraba-raba dalam kegelapan.

Seluruh alam semesta diciptakan untuk cinta. Manusia adalah yang paling mampu melakukannya. Bila kita memiliki batu di dalam rumah dan kita sangat menyukainya, batu itu tidak akan menyadari cinta kita sejauh yang disadari oleh tumbuh-tumbuhan. Bila kita memiliki sebuah tanaman dan kita memeliharanya dengan rasa sayang, ia akan bereaksi dan akan tumbuh. Hewan dapat merasakan kasih sayang. Bila kita memelihara hewan di rumah, mereka akan lebih banyak merasakan cinta dan perhatian! Hewan piaraan pada waktunya akan menjadi pengasih seperti anggota keluarga.

Anjing Nabi Yusuf telah memberi makan kepada tuannya ketika beliau berada di dalam sumur sampai beliau ditemukan oleh orang yang berjalan melalui tempat itu. Dikisahkan, kuda seorang Arab yang tewas di medan perang tetap menungguinya selama tiga hari, menjaga mayatnya dari burung pemakan bangkai, sampai ia ditemukan kawannya. Tetapi manusia, yang memiliki kecerdasan terbanyak, memiliki cinta terbanyak secara alamiah.

Semua ini menunjukkan bahwa ciptaan telah berevolusi dari mineral ke tumbuh-tumbuhan, dari tumbuh-tumbuhan menjadi kehidupan hewan, dan dari hewan ke manusia, berupa perkembangan cinta secara bertahap.

Para Sufi berkata bahwa alasan penciptaan adalah karena Yang Mahasempurna ingin mengetahui
diri-Nya, dan melakukannya dengan membangkitkan cinta dari sifat-Nya dan membuatnya menjadi obyek cinta, yang merupakan keindahan. Dengan makna ini, para darwis saling menghormati satu sama lain dengan berkata, “Ishq Allah, Ma’bud Allah” — ‘Allah adalah cinta dan Allah adalah [kekasih] yang dicintai.’ Seorang penyair Hindustan berkata, “Hasrat untuk melihat kekasih membawaku ke dunia, dan hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga.”

Karena cinta merupakan sumber ciptaan dan pemelihara nyata dari semua keberadaan, maka, bila manusia tahu bagaimana cara memberikannya kepada dunia di sekelilingnya sebagai simpati, sebagai kebaikan, pelayanan, ia memberi kepada semuanya makanan kepada setiap jiwa yang lapar. Jika orang mengetahui rahasia hidup ini ia akan menguasai dunia dengan pasti.

Cinta selalu dapat dikenal di dalam gagasan, ucapan, dan perbuatan orang yang mencintai, karena setiap ekspresinya terdapat kehangatan yang muncul sebagai keindahan, kelembutan, dan kehalusan. Hati yang terbakar oleh api cinta cenderung untuk melelehkan setiap hati yang dijumpainya.

Cinta menghasilkan pesona pada pecinta sehingga sementara ia mencintai seseorang, semua mencintai pecinta itu. Magnetisme cinta dijelaskan oleh seorang penyair Hindustan: “Mengapa tidak semua hati dilelehkan menjadi tetesan-tetesan oleh api yang dipelihara hatiku sepanjang hidupku? Karena sepanjang hidup aku meneteskan air mata derita karena cinta, pecinta berkunjung ke kuburku penuh dengan air mata.

” Untuk mengajarkan cinta, Nabi Isa berkata, “Aku akan membuatmu menjadi pemancing manusia.” Jalaluddin Rumi berkata: “Setiap orang tertarik kepadaku, untuk menjadi sahabatku, tapi tak seorang pun tahu apa di dalam hatiku yang menariknya.”

Cinta itu alami dalam setiap jiwa. Semua pekerjaan dalam hidup, penting atau tak penting, dalam suatu cara cenderung ke arah cinta; karena itu tak seorang pun di dunia yang dapat disebut sepenuhnya tanpa cinta. Cinta adalah sesuatu yang dibawa setiap jiwa ke dunia, tetapi setelah tiba di dunia, orang berperan dalam semua kualitas tanpa cinta. Andai tidak, kita pasti sudah pahit, cemburu, marah, dan penuh kebencian ketika kita lahir. Bayi tak punya kebencian. Anak kecil yang kita sakiti, dalam beberapa menit akan datang dan memeluk kita.

Mencintai, memuja seseorang yang berhubungan dengan kita baik dalam hal kelahiran, ras, kepercayaan atau hubungan duniawi lain, datang dari cinta jiwa. Kadang-kadang jatuh cinta pada pandangan pertama, kadang-kadang kehadiran seseorang menarik kita seperti magnet, kadang- kadang kita melihat seseorang dan merasa, “Mungkin aku telah mengenalnya.” Kadang-kadang kita berbicara dengan orang lain dan merasakan mudah memahami seolah-olah kedua jiwa saling mengenal. Semua ini berkaitan dengan ‘pasangan jiwa’.

Hati yang tercerahkan dan cinta lebih berharga daripada semua permata di dunia. Ada berbagai macam hati sebagaimana adanya berbagai macam unsur di dunia. Pertama, hati dari metal perlu lebih banyak waktu dan lebih banyak api cinta untuk memanaskannya, setelah panas ia akan meleleh dan dapat dibentuk menurut kehendak ketika itu, namun kemudian menjadi dingin kembali. Kedua, hati yang terbuat dari lilin, yang segera meleleh ketika bersentuhan dengan api, dan bila mempunyai sumbu ideal, ia akan mempertahankan api itu hingga lilin habis terbakar. Ketiga, hati dari kertas yang dapat menyala dengan cepat ketika bersentuhan dengan api dan berubah menjadi abu dalam sekejap.

Cinta itu seperti api. Nyalanya adalah pengorbanan, apinya adalah kearifan, asapnya adalah keterikatan, dan abunya adalah keterlepasan. Api muncul dari nyala, demikian pula kearifan yang muncul dari pengorbanan. Bila api cinta menghasilkan nyala, ia menerangi jalan, dan semua kegelapan lenyap.

Bila daya-hidup bekerja di dalam jiwa, itu adalah cinta; bila bekerja di dalam hati, itu adalah emosi, dan bila bekerja di dalam tubuh, itu adalah nafsu. Karena itu orang yang paling mencinta adalah

yang paling emosional, dan yang paling emosional adalah yang paling bernafsu, sesuai dengan dataran yang paling disadarinya. Bila ia bangkit di dalam jiwa, ia mencintai; bila bangkit di dalam hati, ia emosional; bila sadar akan tubuh, ia bernafsu. Ketiganya dapat digambarkan dengan api, nyala api, dan asap. Cinta adalah api di dalam jiwa, ia adalah nyala api bila hati dinyalakan, dan ia adalah asap bila ia menjelma melalui tubuh.

Cinta pertama adalah bagi diri sendiri. Bila dicerahkan, orang melihat manfaatnya yang sejati dan ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi egois hingga ia menjadi setan. Cinta kedua diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin. Bila demi cinta, ia bersifat surgawi; dan bila demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan gagasan tentang diri sendiri, tetapi manfaatnya tipis dan bahayanya besar. Cinta ketiga diperuntukkan bagi anak-anak, dan ini merupakan pelayanan pertama bagi makhluk Allah.

Memberikan cinta kepada anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan oleh Pencipta, tetapi bila cinta ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini mengangkat manusia menjadi orang-orang pilihan Allah.

Cinta orang tua kepada anak-anaknya jauh lebih besar daripada cinta akan-anak itu kepada orang tuanya, karena semua pemikiran penggunaan tua terpusat pada anak, tetapi cinta anak mula-mula terpusat pada diri sendiri. Muhammad s.a.w.

ditanya seseorang, “Cinta siapa yang lebih besar, cinta anak-anak kepada orang tua mereka, atau cinta orang tua kepada anak-anaknya?” Beliau menjawab, “Cinta orang tua lebih besar, karena sementara melakukan semua hal, mereka berpikir bagaimana agar anaknya tumbuh dan bahagia, seolah-olah ia mengharap untuk hidup di dalam kehidupan anak-anaknya setelah ia mati; sementara anak-anak yang saleh berpikir bahwa suatu hari orang tuanya akan mati, dan dengan demikian mereka hanya sebentar dapat melayani orang
tua mereka.” Orang itu bertanya, “Cinta ayah atau ibu-kah yang lebih besar?” Nabi menjawab, “Ibu. Ia berhak memperoleh penghormatan dan pelayanan, karena surga terletak di bawah kakinya.” Cinta orang tua adalah cinta yang paling diberkahi, karena cinta mereka sebening kristal.

Alkisah, Shirvan Bhagat adalah anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya yang sangat tua, hingga tak berdaya dan sepenuhnya bergantung kepada pelayanan anak lelaki satu-satunya. Shirvan begitu berbakti kepada mereka hingga ia mengorbankan kebebasan dan kesenangan hidup agar dapat melayani mereka. Dengan lembut ia memenuhi setiap panggilan mereka, dan dengan sabar menghadapi semua kesulitan yang berkaitan dengan ketuaan mereka.

Suatu hari, orang tua itu berkata bahwa mereka sangat ingin berziarah ke Kashi. Anak yang saleh itu seketika menyetujui kehendak mereka, dan karena pada saat itu belum ada kendaraan, mereka pergi berjalan kaki. Ia membuat keranjang, memasukkan orang tuanya ke dalamnya, mengangkutnya dengan punggungnya, dan menempuh perjalanan ribuan mil melalui hutan, pegunungan, dan sungai-sungai.

Ia menempuh perjalanan itu berbulan-bulan, tetapi sebelum sampai, nasib malang menimpa. Atas perintah orang tuanya, Shirvan meletakkan keranjangnya di tanah dan pergi untuk mengambil air. Ketika berada di dekat sungai, ia terkena panah Raja Destaratha, yang sebenarnya diarahkan kepada seekor kijang. Mendengar teriakan manusia, Raja itu datang kepadanya, dan menangis sejadi-jadinya. Ia berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kulakukan untukmu?” Shirvan berkata,”Aku sedang sekarat. Aku hanya punya satu keinginan, yaitu memberi air kepada orang tuaku;
mereka haus karena terik matahari.” “Hanya itu? Aku akan melakukannya dengan senang hati sebagai tugas pertamaku.” Shirvan berkata, “Bila tuan ingin melakukan yang lain, maka rawatlah
mereka dan pastikan bahwa mereka dibawa ke Kashi, meskipun aku ragu apakah mereka akan hidup lebih lama setelah aku pergi.”

Raja itu pergi, membawa air di tangannya dan memberikannya kepada orang tua itu tanpa mengucapkan sepatah kata, khawatir mereka tidak akan mau minum bila mendengar suara orang asing. Orang tua itu berkata, “Hai anakku, sepanjang hidup, kami tak pernah melihatmu sedih. Ini adalah pertama kali engkau memberi kami air tanpa mengucapkan kata cinta yang selalu memberi kami hidup baru.” Raja Destaratha menangis, dan menceritakan kematian Shirvan. Mendengar itu, mereka tak dapat lagi hidup untuk menikmati air itu. Mereka hanya hidup karena anak mereka, mereka menarik napas dalam, berkata “Oh, anakku Shirvan”, dan meninggal.

Kisah di atas menjadi tradisi di India, dan ada pengikut dari tradisi itu yang membawa keranjang di pundaknya ke mana-mana, mengajarkan kebaktian dan pelayanan kepada orang tua.

Bila cinta dipusatkan pada satu obyek, ia adalah cinta. Bila diarahkan ke beberapa obyek, ia disebut kasih. Bila seperti kabut, ia disebut nafsu. Bila cenderung kepada moral, ia adalah kebaktian. Bila diperuntukkan bagi Allah, Yang Mahaberada dan Mahaperkasa, yang merupakan Keberadaan Total, ia disebut cinta ilahi, pecinta itu disebut suci.

Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta bangkit di dalam hati. Orang berkata, “Ia berhati lembut, ia lemah,” tetapi banyak orang yang tidak tahu kekuatan apa yang muncul dari hati yang menjadi lembut dalam cinta. Seorang serdadu bertempur di medan perang demi cinta kepada rakyatnya. Setiap pekerjaan yang dilakukan dalam cinta, dilakukan dengan seluruh daya dan kekuatan. Khawatir dan alasan, yang membatasi daya, tak mampu melawan cinta. Seekor induk ayam, meskipun sangat takut, dapat melawan seekor singa untuk melindungi anak-anaknya. Tiada sesuatu yang terlalu kuat bagi hati yang mencintai.

Daya cinta menyelesaikan semua urusan dalam hidup sebagaimana daya dinamit yang mengalahkan dunia. Dinamit membakar segala sesuatu, demikian pula cinta: bila terlalu kuat ia menjadi roda pemusnah, dan segalanya menjadi salah dalam hidup pecinta. Itulah misteri yang menjadi penyebab penderitaan hidup seorang pecinta. Namun, pecinta itu mengambil manfaat dalam kedua kasus. Bila ia menguasai keadaan, ia seorang penguasa (master). Bila ia kehilangan semuanya, ia orang suci.

Cinta mengatasi [berada di atas] hukum, dan hukum berada di bawah cinta. Keduanya tak dapat dibandingkan. Yang satu dari langit, yang satu dari bumi. Bila cinta mati, hukum mulai hidup. Maka, hukum tak pernah menemukan tempat bagi cinta, demikian pula cinta tak dapat membatasi diri dengan hukum; hukum itu terbatas, dan cinta itu tak berbatas. Seseorang tak dapat memberi alasan mengapa ia mencintai orang tertentu, karena tiada alasan bagi segalanya kecuali cinta.

Waktu dan ruang berada di dalam genggaman cinta. Perjalanan ribuan kilometer terasa hanya beberapa meter dalam kehadiran orang yang dicintai, dan beberapa meter terasa ribuan kilometer tanpa kehadirannya. Satu hari berpisah dalam cinta sama dengan seribu tahun, dan seribu tahun bersama kekasih terasa hanya sehari.

Bila ada pengaruh yang melindungi di dunia ini, itu tak lain dari cinta. Dalam segala aspek kehidupan, ke mana pun kita mencari perlindungan, motifnya selalu cinta. Tak seorang pun dapat mempercayai suatu perlindungan, betapa pun besarnya, kecuali perlindungan yang diberikan oleh cinta. Kalau seorang raksasa menakuti seorang anak kecil, anak itu akan berkata, “Aku akan katakan kepada ibuku.” Daya kekuatan manusia terlalu kecil bila dibandingkan dengan perlindungan cinta yang diberikan ibu kepada anaknya.

Cinta dapat menyembuhkan lebih dari apa pun di dunia. Tak ada sesuatu seperti sentuhan seorang ibu ketika anaknya menderita sakit. Tak ada penyembuh yang lebih baik daripada kehadiran orang yang dikasihi bila seorang pecinta sakit. Bahkan anjing dan kucing pun disembuhkan dengan sedikit sentuhan cinta.

Untuk membaca pikiran, untuk mengirimkan dan menerima pesan telepati, orang mencoba proses- proses fisik dengan sia-sia. Andai mereka tahu bahwa rahasia semua itu berada di dalam cinta! Seorang pecinta mengetahui semuanya: kesenangan, kesedihan, pikiran dan imajinasi orang yang dicintainya. Tiada ruang atau waktu yang menghalanginya, karena arus telepati secara alami terjadi antara pecinta dan kekasihnya. Imajinasi, pikiran, mimpi dan visi seorang pecinta, semuanya mengungkapkan segala sesuatu tentang obyek yang dicintainya.

Konsentrasi, yang merupakan rahasia setiap pencapaian dalam hidup, dan faktor terpenting dalam semua aspek hidup, terutama dalam jalur agama dan mistisisme, merupakan bal yang alami dalam cinta. Orang tanpa cinta akan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam jalur ini, dan akan selalu gagal untuk memusatkan pikiran mereka pada satu obyek. Tetapi cinta memaksa pecinta, menahan visi tentang kekasihnya di depan pandangannya. Maka pecinta tak perlu berkonsentrasi dalam pikirannya. Cintanya sendiri adalah konsentrasi yang memberinya penguasaan atas semua hal di dunia. Pecinta itu mencapai cintanya dan daya konsentrasi sekaligus. Bila ia tak mencapai obyeknya, maka ia terangkat ke atasnya. Dalam kedua kasus, pecinta itu memperoleh upahnya.

Resensi Buku :"Memahami Filsafat Cinta",

Celoteh, 2 maret 2010

Cinta diarahkan oleh kecerdasan. Karena itu tiap orang memilih obyek cintanya sesuai dengan tingkat evolusinya. Obyek itu tampak baginya paling berhak atas cinta menurut tingkatan evolusinya. Di Timur ada pepatah, “Sebagaimana jiwa, demikianlah malaikatnya.” Keledai lebih menyukai rumput berduri daripada mawar.

Kesadaran yang bangkit di alam materi memiliki obyek cinta hanya pada keindahan duniawi. Kesadaran yang bekerja melalui pikiran menemukan obyeknya dalam gagasan dan di antara orang-orang yang berpikir. Kesadaran yang bangkit melalui hati menyukai cinta dan orang-orang yang mencintai. Kesadaran yang bangkit di dalam jiwa mencintai ruh dan spiritual.

Cinta tanpa kata, yang merupakan inti ilahi di dalam manusia, menjadi aktif dan hidup ketika melihat keindahan. Keindahan dapat dijelaskan sebagai kesempurnaan, kesempurnaan dalam setiap aspek keindahan. Cinta itu sendiri bukanlah Allah atau esensi Allah, tetapi juga keindahan, bahkan dalam aspek yang terbatas, membeberkan diri sebagai perwujudan Keberadaan yang sempurna.

Kerajaan mineral berkembang menjadi emas, perak, berlian, dan permata, menunjukkan keindahannya. Buah dan bunga, manis dan harumnya menunjukkan kesempurnaan kerajaan tumbuh-tumbuhan. Bentuk, corak, dan kemudaan menunjukkan kesempurnaan kerajaan hewan.

Keindahan kepribadian merupakan kesempurnaan yang nyata di dalam manusia. Beberapa orang di dunia ini hidupnya tenggelam dalam pencarian emas, perak, dan batu permata. Mereka rela mengorbankan apapun dan siapapun untuk memperoleh obyek cinta mereka. Beberapa orang lain hidupnya terserap dalam keindahan buah-buahan, bunga, dan taman. Mungkin mereka tak tertarik obyek lain. Beberapa orang terserap dalam mengagumi keindahan dan kemudaan lawan jenis kelaminnya, dan hal-hal lain tampak tak bernilai. Orang lain terpaku pada keindahan kepribadian seseorang, dan telah sepenuhnya membaktikan diri kepada orang yang mereka cintai baik di sini maupun di hari kelak.

Semua orang mempunyai obyek cinta menurut standar keindahannya sendiri, dan setiap orang mencintai kesempurnaan Keberadaan ilahi dalam aspek tertentu. Ketika orang melihat ini, tak seorang pun, bijak atau bodoh, pendosa atau orang baik, tak dapat disalahkan dalam pandangannya. Ia melihat dalam setiap hati jarum kompas yang mengarah ke Keberadaan yang sama. “Allah itu indah dan Dia menyukai keindahan,” seperti disebutkan di dalam Hadits.

Manusia tak pernah mampu mencintai Allah di surga bila simpatinya belum bangkit terhadap keindahan di bumi.

Seorang perawan desa sedang pergi untuk menemui kekasihnya. Ia melewati seorang Mullah yang sedang melakukan shalat. Karena tidak tahu, ia berjalan di depan Mullah itu, suatu hal yang dilarang oleh agama. Mullah itu sangat marah, hingga ketika gadis itu kembali lewat di dekatnya, ia memarahinya. Ia berkata. “Alangkah berdosanya, hai gadis muda, berjalan di depanku ketika aku sedang shalat.

” Gadis itu berkata, “Apa artinya shalat?” Dijawab, “Aku sedang memikirkan Allah, Tuhan langit dan bumi.” Gadis itu berkata, “Maafkan aku, aku belum tahu Allah dan shalat bagi- Nya, tetapi tadi aku sedang berjalan menuju kekasihku dan memikirkan kekasihku, hingga aku tak melihatmu sedang shalat. Aku heran bagaimana anda yang sedang memikirkan Allah dapat melihatku?” Perkataan gadis itu sangat berkesan pada Mullah hingga ia berkata, “Sejak saat ini, hai gadis, engkau adalah guruku. Akulah yang harus belajar darimu.”

Suatu ketika seseorang datang kepada Jami dan minta agar dijadikan muridnya. Jami berkata, “Pernahkah engkau mencintai seseorang dalam hidupmu?” Ia menjawab, “Tidak.” Jami berkata,
“Kalau begitu, pergilah dan cintailah seseorang, dan kemudian datanglah kepadaku.”

Dengan alasan itulah para guru besar sering mengalami kesulitan dalam membangkitkan cinta kepada Allah di dalam rata-rata manusia. Orang tua memberi boneka kepada anak perempuannya agar anak itu tahu bagaimana memberi pakaian kepadanya, bagaimana menyayanginya, bagaimana menjaganya, bagaimana mencintai dan mengaguminya; hal ini melatih anak agar kelak menjadi ibu yang mencintai. Tanpa latihan ini, yang kemudian akan menjadi sulit. Cinta ilahi merupakan hal yang asing bahwa rata-rata orang karena sentuhan keibuan terhadap anak gadisnya tidak dapat dimainkan secara penuh terhadap boneka.

Seorang murid telah lama melayani pembimbing spiritual, tetapi ia tak membuat kemajuan dan tidak menerima inspirasi. Ia menghadap gurunya dan berkata, “Aku telah melihat banyak sekali murid yang menerima inspirasi, tetapi aku ini begitu malang hingga tak memperoleh kemajuan sama sekali, maka kini aku harus menyerah dan meninggalkanmu.

“ Guru itu memintanya agar menghabiskan hari-hari terakhir di dalam sebuah rumah tertentu, dan setiap hari ia mengirimkan makanan yang lezat dan berkata agar ia menghentikan latihan spiritual, agar memperoleh kehidupan yang nyaman dan santai. Pada hari terakhir ia mengirimi murid itu sekeranjang buah melalui seorang gadis cantik.

Gadis itu menata buah-buahan dan segera pergi meskipun murid itu berusaha untuk menahannya. Kecantikan dan pesonanya sangat besar, hingga murid itu sangat mengagumi dan terpikat olehnya, dan ia tak memikirkan hal-hal lain. Setiap jam dan setiap menit murid itu hanya rindu untuk bertemu lagi dengannya.

Kerinduannya bertambah setiap saat. Ia lupa untuk makan, ia dipenuhi air mata dan napas panjang, karena hatinya kini menjadi hangat dan lumer oleh api cinta. Setelah beberapa lama, ketika guru mengunjungi murid itu, dengan satu pandangan ia memberi inspirasi kepadanya. “Baja pun dapat dibentuk bila dipanasi di dalam api,” demikian pula dengan hati yang dilumerkan dengan api cinta.

Ada anggur cinta yang disebut Sherab-i Kauthar, anggur yang terdapat di dalam surga. Ketika mabuk cinta meningkat di dalam manusia, ia disebut cinta buta atau gila dalam cinta, karena orang yang melihat ilusi di permukaan menganggap diri sendiri-lah yang sadar dan terjaga. Tetapi keterjagaan mereka adalah terhadap tipuan, bukan terhadap realita.

Meskipun pecinta disebut gila, kegilaannya terhadap satu obyek dunia ilusi akan membuatnya secara bertahap terbebas dari semua tipuan di sekelilingnya. Bila ia berhasil, ia akan menikmati penyatuan dengan kekasihnya di dalam visi bahagianya. Maka dengan seketika tersingkaplah selubung [hijab] yang menutupi pandangannya terhadap obyek yang dicintainya. Al Qur’an menyebutkan, “Kami akan mengangkat hijab dari matamu dan pandanganmu akan menjadi tajam.”

Secara alami, seorang pecinta terobsesi oleh seseorang yang dikaguminya, yang ia ingin bersatu dengannya. Tetapi tak ada satu obyek pun di dunia ini yang sempurna hingga dapat memuaskan keinginan hati yang mencintai. Ini merupakan batu penghalang yang menyebabkan setiap pemula gagal dalam mencintai.

Pejalan yang berhasil di jalur cinta adalah orang-orang yang cintanya begitu indah hingga memberi keindahan yang tidak didapat di dalam idaman mereka. Dengan melakukan ini, pada saatnya pecinta akan terangkat ke atas keindahan kekasih yang berubah- ubah dan terbatas, tetapi mulai melihat ke dalam keberadaan terdalam kekasihnya.

Dengan kata lain, bagian luar kekasih hanyalah sarana untuk menarik cinta dari hati pecinta, tetapi cinta itu mengantarkannya dari luar ke lapisan terdalam dari kesempurnaan cintanya. Bila di dalam idaman itu pecinta telah merasakan keberadaan yang tak terbatas dan sempurna, apakah ia mencintai manusia atau Allah, sesungguhnya ia adalah pecinta yang sempurna.

Di sini perjalanan melalui jalur idealisme berakhir, dan perjalanan melalui kesempurnaan ilahi dimulai, karena kesempurnaan Allah diperlukan bagi pencapaian kesempurnaan hidup. Kemudian manusia mencari obyek cinta yang sempurna, mengidealkan Allah, Keberadaan tunggal, Yang Tak Terhingga, yang berada di atas semua cahaya dan kegelapan dunia, di atas baik dan buruk, yang bebas dari semua keterbatasan, bebas dari kelahiran dan kematian, tak berubah, tak terpisahkan dari kita, Maha meliputi (berada), selalu hadir di depan mata pecinta-Nya.

Bila cinta itu sejati, ia melenyapkan pementingan diri sendiri, karena ini merupakan satu-satunya solusi untuk menghapus ego. Ungkapan “jatuh cinta” [fall in love] membawa gagasan sifat cinta yang sesungguhnya. Benar-benar jatuh dari ketinggian ego ke tanah ketiadaan, tetapi sekaligus kejatuhan ini akan membuatnya naik, karena seberapa dalamnya pecinta jatuh, sedemikian pula tingginya ia akan meningkat pada akhirnya. Pecinta yang jatuh dalam cinta adalah seperti benih yang jatuh ke tanah. Keduanya tampak rusak, tetapi keduannya pada saatnya akan tumbuh bersemi dan menghasilkan buah bagi dunia yang senantiasa lapar.

Musuh terbesar manusia adalah ego-nya, gagasan mengenai diri sendiri. Ini merupakan kuman yang menghasilkan semua keburukan dalam manusia. Perbuatan baik seorang egois berubah menjadi dosa, dan dosa kecilnya berubah menjadi kejahatan besar. Semua agama dan filsafat mengajar manusia untuk menindasnya, dan tak ada alat yang dapat melumatkannya dengan lebih baik daripada cinta. Tumbuhnya cinta adalah kematian ego. Cinta yang sempurna sepenuhnya membebaskan pecinta dari pementingan diri sendiri, karena cinta dapat disebut juga dengan peniadaan [annihilation]. “Sesiapa yang memasuki sekolah cinta, pelajaran pertama yang diterima adalah menjadi bukan apa-apa.”

Bersatu tidak mungkin tanpa cinta, karena hanya cinta yang dapat mempersatukan. Setiap ungkapan cinta menandakan pencapaian penyatuan dengan obyeknya, dan dua obyek tak dapat bersatu kecuali salah satunya menjadi bukan apa-apa. Tak seorang pun mengetahui rahasia hidup ini kecuali pecinta.

Iraqi berkata, “Ketika aku tanpa cinta pergi ke Ka’bah dan mengetuk pintu gerbang, sebuah suara datang: ‘Apa yang engkau lakukan di rumahmu hingga engkau datang ke sini?’ Dan ketika aku pergi, karena aku lenyap dalam cinta, dan mengetuk pintu gerbang Ka’bah, datanglah suara: ‘Datanglah, datanglah hai Iraqi, engkau adalah bagian dari kami.’”

Bila ada sesuatu yang melawan kebanggaan ego, ia adalah cinta. Sifat cinta adalah berserah diri. Dunia keragaman yang membagi kehidupan menjadi bagian-bagian yang terbatas, menyebabkan setiap yang lebih kecil berserah diri kepada yang lebih besar. Setiap yang lebih besar, baginya masih ada sesuatu yang lebih besar darinya; dan bagi setiap yang lebih kecil masih ada yang lebih kecil darinya.

Sebagaimana setiap jiwa secara alami cenderung untuk berserah kepada kesempurnaan dalam semua tingkatan, satu-satunya masalah adalah apakah ia mau atau tidak mau berserah diri. Yang pertama datang dari cinta, yang kedua datang dari ketakberdayaan yang membuat hidup susah. Para Sufi tersentuh ketika membaca di dalam Al Qur’an bahwa Keberadaan sempurna bertanya kepada jiwa-jiwa yang tak sempurna, anak-anak Adam, “Siapakah Tuhanmu?” Menyadari ketidaksempurnaannya, mereka menjawab dengan merendah, “Engkaulah tuhanku.

“ Maka berserah diri adalah kutukan, bila orang dipaksa untuk menyerah dengan dingin. Tetapi hal yang sama menjadi kegembiraan yang terbesar bila dilakukan dengan cinta dan dengan sukarela.

Cinta merupakan praktek moral Suluk, jalan kebaikan. Kegembiraan pecinta berada di dalam ridha kekasihnya. Pecinta puas bila kekasih terpuaskan. “Siapa yang dalam hidup memberkahi orang yang mengutuknya? Siapa yang dalam hidup mengagumi orang yang membencinya? Siapa yang dalam hidup setia kepada orang yang tak setia? Tak lain dari seorang pecinta.” Dan pada akhirnya diri pecinta lenyap dari pandangannya, hanya wajah kekasih, wajah yang dirindukan, yang ada di depannya selamanya.

Cinta adalah inti semua agama, mistisisme, dan filsafat, dan orang yang telah belajar cinta ini telah memenuhi tujuan agama, etika dan filsafat, dan pecinta itu terangkat ke atas semua ragam agama dan kepercayaan.

Suatu saat Musa memohon kepada Tuhan bani Israel di gunung Sinai, “Hai Tuhan, Engkau telah begitu besar memberi kehormatan kepadaku dengan menjadikan aku utusan-Mu. Bila masih ada kehormatan yang lebih besar, aku mohon Engkau datang ke rumahku dan membelah roti di mejaku.” Maka datang jawaban, “Musa, dengan senang hati Kami akan datang ke rumahmu.” Musa menyiapkan makanan yang lezat dan menunggu dengan penuh harap kedatanggan Allah. Kebetulan, di depan pintu rumahnya lewat seorang pengemis yang berkata, “Musa, aku sakit dan lelah, aku tidak makan selama tiga hari dan aku hampir mati. Berilah aku sepotong roti dan selamatkan nyawaku.”

Karena sangat berharap atas kedatangan Allah, Musa berkata kepada pengemis itu, “Tunggu, engkau akan kuberi lebih dari sepotong, dan makanan lain yang enak. Aku menunggu kedatangan tamu yang akan datang petang ini. Bila ia telah pergi, maka semua yang tersisa akan kuberikan kepadamu agar engkau dapat membawanya pulang.” Orang itu pergi dan waktu berlalu, tetapi Allah tidak datang, maka Musa kecewa.

Keesokan harinya Musa pergi ke Sinai dan menangis, “Tuhanku, aku tahu Engkau tidak mengingkari janji, tetapi dosa apa yang aku lakukan hingga Engkau tidak datang seperti Engkau janjikan?” Allah berkata kepada Musa, “Kami datang, hai Musa, tetapi sayang, engkau tak mengenali Kami. Siapa pengemis di depan pintumu? Apakah ia bukan Kami? Kami-lah yang berada di dalam semua bentuk yang hidup dan bergerak di dunia, namun kami jauh di dalam langit abadi Kami.”

Keragaman dapat terjadi dalam agama-agama, tetapi motif dari semuanya adalah satu: menyuburkan dan menyiapkan hati manusia bagi cinta ilahi. Kadang-kadang ruh pembimbing menarik perhatian manusia agar melihat dan mengagumi keindahan Allah di langit, kadang-kadang di dalam pohon dan batu, membuatnya menjadi pohon sakral, gunung suci, dan sungai yang menyucikan.

Kadang-kadang ia menuntun perhatian manusia agar melihat keberadaan Allah di antara hewan dan burung-burung, dengan menyebut mereka hewan suci, burung sakral. Ketika
manusia menyadari bahwa tak ada ciptaan yang lebih tinggi dari dirinya, ia berhenti menyembah ciptaan yang lebih rendah, karena mengenali cahaya ilahi yang menjelma di dalam manusia. Maka, dalam tahapan evolusi manusia, dunia melihat Allah di dalam manusia, terutama di dalam orang suci yang berkesadaran Allah.

Manusia dengan diri yang terbatas tak dapat melihat Allah, keberadaan yang sempurna, dan bila ia mampu menggambarkan-Nya, gambaran yang terbaik adalah manusia. Bagaimana ia dapat membayangkan sesuatu yang belum pernah diketahuinya? “Kami menciptakan manusia menurut gambar Kami sendiri.

“ Krishna bagi orang Hindu, Buddha bagi para Buddhis, adalah Allah bagi manusia. Para malaikat tak pernah digambarkan dengan bentuk selain manusia. Bahkan penyembah Allah yang tak berbentuk telah mengidealkan Allah dengan kesempurnaan atribut manusia, meskipun ini hanya merupakan tangga untuk mencapai cinta dari Allah yang sempurna, yang diperoleh secara bertahap.

Hal ini dijelaskan dalam kisah masa lalu. Suatu ketika Musa berjalan melalui sebuah padang ternak dan melihat seorang anak gembala berbicara kepada diri sendiri “Ya Tuhan, Engkau begitu baik hingga aku merasa bila Engkau berada di sini, aku akan menjagamu dengan lebih baik dari pada semua kambingku, lebih dari semua ayamku. Bila hujan aku akan menempatkan-Mu di bawah atap ilalang, bila dingin aku akan menutup diri-Mu dengan selimutku, dan bila panas matahari menyengat aku akan membawamu mandi di sungai. Aku akan membawamu tidur dengan kepala-Mu di pangkuanku, aku akan mengipasimu dengan topiku, dan akan selalu mengawasimu dan menjagamu dari serigala.

Aku akan memberimu roti untuk makan dan susu untuk minum, dan untuk menghiburmu aku akan menyanyi dan menari dan memainkan serulingku. Ya Tuhanku, bila Engkau mendengarkan ini, datanglah dan lihat bagaimana aku akan memanjakan-Mu.”

Musa terkejut mendengar semua itu, dan, sebagai pengantar pesan ilahi, ia berkata, “Alangkah kurangajarnya engkau, hai anak gembala, dengan membatasi Dia yang tak berbatas, Allah, Tuhan alam semesta, yang tak berbentuk, tak berwarna dan tak dapat ditangkap dengan pemahaman manusia.” Anak gembala itu sedih dan takut atas apa yang telah dilakukannya. Namun kemudian datang wahyu kepada Musa: “Kami ridha dengan perbuatannya, hai Musa, karena Kami telah
mengutusmu untuk mempersatukan keberadaan Kami yang terpisah-pisah dengan Kami, bukan untuk mencerai-beraikan. Berkatalah kepada setiap orang menurut tingkatan evolusinya.”

Hidup di dunia penuh dengan kebutuhan, tetapi di antara berbagai kebutuhan, kebutuhan akan sahabat adalah yang terpenting. Tiada kesedihan yang lebih besar dari kesedihan orang yang tak berteman. Bumi ini akan berubah menjadi surga bila seseorang menginginkan teman dalam hidup. Namun surga, dengan semua kesenangan yang diberikannya, akan menjadi neraka bila tak ada teman yang dicintai.

Jiwa yang berpikir selalu mencari persahabatan yang berlangsung lama. Orang bijak lebih menyukai seorang teman yang mau berjalan bersamanya dalam sebagian besar perjalanan hidupnya. Miniatur dari perjalanan hidup kita dapat dilihat pada perjalanan biasa. Bila ketika kita pergi ke Swiss, kita berteman dengan seseorang yang membeli tiket ke Bombay, maka kebersamaan dengannya akan berlangsung beberapa lama, dan sesudah itu, di sepanjang sisa perjalanan kita akan pergi sendirian. Setiap persahabatan di dunia hanya akan berlangsung sebentar dan akan berhenti.

Karena perjalanan kita akan melampaui kematian, bila ada persahabatan yang kekal, maka persahabatan itu hanyalah dengan Allah, yang tak berubah dan tak berakhir. Tetapi bila kita tak dapat melihat dan tak dapat menangkap keberadaan-Nya, tak mungkin kita berteman dengan seseorang yang tak kita sadari. Dengan Allah sebagai satu- satunya sahabat, persahabatan dengan-Nya adalah satu-satunya persahabatan di dunia yang dapat menuntun kita kepada Kekasih ilahi. Banyak di antara para Sufi yang mencapai kesempurnaan Allah melalui Rasul, manusia ideal.

Dan orang mencapai pintu Rasul melalui Syekh, mursyid atau pembimbing spiritual, yang jiwanya terfokus kepada ruh Rasul sehingga terkesan oleh kualitasnya. Jalan ini menjadi jelas bagi para pejalan di jalur pencapaian Kekasih ilahi.

Persahabatan dengan Syekh tak punya motif selain bimbingan dalam mencari Allah. Persahabatan
itu akan berlangsung selama anda ada, selama anda mencari Allah, selama bimbingan diperlukan. Persahabatan dengan Syekh disebut Fana-fi-Syekh, dan ini kemudian berubah menjadi
persahabatan dengan Rasul. Bila murid menyadari keberadaan kualitas spiritual mursyid yang lebih dari manusia biasa, itulah saatnya ia siap untuk Fana-fi-Rasul.

Persahabatan dengan Syekh adalah persahabatan dengan bentuk, dan bentuk itu dapat lenyap. Orang mungkin berkata, “Aku punya seorang ayah, tetapi sekarang sudah tiada.” Sesungguhnya, kesan tentang ayahnya masih ada di dalam pikirannya. Kebaktiannya kepada Rasul adalah seperti itu. Nama dan kualitasnya masih ada meskipun bentuk fisiknya telah lenyap dari bumi. Rasul adalah personifikasi dari cahaya bimbingan yang diidealkan murid menurut tingkatan evolusinya.
Kapan pun murid itu mengingatnya, di darat, di udara air, di dasar laut, ia hadir bersamanya. Kebaktian kepada Rasul merupakan tahapan yang tak dapat diabaikan dalam pencapaian cinta
ilahi. Tahapan ini disebut Fana-fi-Rasul.

Setelah itu datanglah Fana-fi-Allah, ketika cinta kepada Rasul tenggelam ke dalam cinta kepada Allah. Rasul adalah Guru yang diidealkan karena atributnya yang dicintai, kebaikannya, kesuciannya, kasihnya. Keutamaannya dapat dipahami. Bentuknya tak diketahui, hanya namanya yang menunjukkan kualitasnya. Tetapi Allah adalah nama yang diberikan kepada kesempurnaan ideal di mana semua keterbatasan lenyap, dan dalam Allah ideal itu berakhir.

Seseorang tak kehilangan persahabatan dengan mursyid atau dengan Rasul, tetapi ia melihat mursyid di dalam Rasul dan melihat Rasul di dalam Allah. Kemudian untuk memperoleh bimbingan, untuk memperoleh nasihat, ia hanya mencarinya dari Allah saja.

Ada kisah mengenai Rabiah, seorang Sufi besar, bahwa ia pernah melihat Muhammad dalam visinya dan ia ditanya oleh Nabi, “Hai Rabiah, siapa yang kau cintai?” Ia menjawab, “Allah.” Nabi berkatka, “Bukan Rasul-Nya?” ia menjawab, “Hai Guru yang diberkahi, siapa di dunia ini yang mengetahuimu tetapi tak mencintaimu? Tetapi kini hatiku begitu tenggelam dalam Allah hingga aku tak dapat melihat sesuatu kecuali Dia.”

Bagi mereka yang melihat Allah, Rasul dan Mursyid lenyap dari pandangan. Mereka hanya melihat Allah di dalam Mursyid dan Rasul. Mereka melihat segala sesuatu sebagai Allah dan tak melihat yang lain.

Dengan kebaktian kepada mursyid, murid belajar mencintai, berdiri dengan kerendahan anak kecil, pada wajah setiap makhluk di bumi ia melihat bayangan wajah mursyidnya. Bila Rasul yang diidealkan, ia melihat semua yang indah terefleksi di dalam kesempurnaan Rasul yang tidak tampak.Kemudian ia menjadi independen bahkan dari keutamaan, yang juga memiliki kutub yang berseberangan, dan pada kenyataannya tidak ada, karena itu hanya perbandingan yang membuat sesuatu lebih baik daripada yang lain. Ia hanya mencintai Allah, kesempurnaan yang ideal, yang tak dapat dibandingkan. Kemudian ia sendiri berubah menjadi cinta, dan karya cinta telah diselesaikan. Kemudian pecinta sendiri berubah menjadi sumber cinta, asal cinta, dan ia hidup dalam kehidupan Allah, yang disebut Baqa bi-Allah. Kepribadiannya menjadi kepribadian ilahi.

Kemudian pikirannya menjadi pikiran Allah, perkataannya menjadi perkataan Allah, perbuatannya menjadi perbuatan Allah, dan ia sendiri menjadi cinta, pecinta, dan kekasih sekaligus.

PHP, 2 maret 2010

Seiring dengan pertambahan jumlah netter (pengguna internet) di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, makin banyak pula orang yang ingin mempunyai homepage atau website sendiri. Hal ini wajar mengingat manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mempunyai website sendiri. Memiliki alamat email, sekarang ini bukan lagi sesuatu yang istimewa. Tapi memiliki website sendiri mungkin bagi kebanyakan orang masih merupakan sesuatu yang diidam-idamkan. Untuk itulah kami mencoba menyusun tutorial praktis ini agar dapat dipelajari dan dipraktikkan oleh para netter yang berkeinginan menjadi webmaster (pengelola website). Mudah-mudahan dengan kemampuan membuat website, kita dapat ikut serta menyebarluaskan ilmu dan informasi yang bermanfaat bagi seluruh ummat manusia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Bagaimana caranya bisa menampilkan website sendiri di internet? Ada beberapa tahapan dan langkah yang harus kita lalui untuk membuat sebuah website yang benar-benar eksis di internet. Artinya website yang dari segi perwajahan tidak "menyedihkan", dari segi isi tidak "asal-asalan" dan dari segi pengunjung cukup "dilirik". Untuk membuat website pertama-tama kita harus belajar bahasa HTML yaitu sebuah "bahasa program" yang memungkinkan kita membuat halaman web yang bisa ditampilkan dalam browser (Internet Explorer, Netscape, Opera, dll). Setelah kita menguasai dasar-dasar HTML, barulah kita mencoba membuat rencana dan rancangan dari desain dan isi website yang hendak kita buat. Kemudian rancangan itu kita tuangkan dalam bentuk halaman-halaman web yang terpadu. Setelah selesai atau "mengarah ke selesai", kita harus mendaftarkannya ke web hosting agar website kita "terpasang" dan dapat diakses di internet. Akhirnya, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana mempromosikan website tersebut agar dikenal dan dikunjungi oleh para netter.

Nah, kini kita mulai dari langkah awal yaitu belajar bahasa HTML.

BELAJAR HTML

Dewasa ini, hampir semua dokumen web dibuat dengan bahasa HTML (Hypertext Mark-up Language). Meskipun anda bisa saja membuat web page (halaman web) tanpa mengerti sedikitpun HTML, yakni dengan menggunakan editor HTML berjenis WYSIWYG seperti Microsoft FrontPage, Adobe PageMill atau Netscape Composer, namun sangat disarankan bahkan nyaris diharuskan, agar anda mengerti bahasa HTML. Terutama agar anda bisa memanfaatkan secara optimal berbagai fasilitas browser dan mengingat sejumlah kelemahan yang terdapat pada editor WYSIWYG seperti di atas. Untuk itu langkah pertama bagi Anda yang bercita-cita memiliki website sendiri adalah belajar HTML.

HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa program yang digunakan untuk menulis format dokumen yang dapat digunakan dalam Web. Dengan HTML, teks ASCII (file *.txt) dapat dipoles (di-mark-up) dengan kode-kode tertentu yang disebut tag untuk menjadi dokumen HTML (file *.htm atau *.html). Oleh karena itu, untuk membuat dokumen HTML, anda bisa menggunakan semua program teks editor biasa, mulai dari Notepad hingga MS Word. Untuk mudahnya, kita gunakan program Notepad. Bukalah program Notepad. Bila anda belum tahu caranya, klik Start > Programs > Accessories lalu Notepad. Sekarang ikutilah dengan seksama latihan-latihan berikut satu demi satu.

PENGENALAN KODE HTML

Dalam program Notepad anda, tulislah seperti ini:

Masing-masing baris di atas disebut tag. Tag adalah kode yang digunakan untuk me-mark-up (memoles) teks ASCII menjadi file HTML. Setiap tag diapit dengan tanda kurung runcing. Ada tag pembuka yaitu dan ada tag penutup yaitu yang ditandai dengan tanda slash (garis miring) di depan awal tulisannya. Tag di atas memberikan faidah bahwa yang akan ditulis diantara kedua tag tersebut adalah isi dari dokumen HTML. Perlu anda ketahui bahwa tag-tag html dapat ditulis dengan huruf besar ataupun huruf kecil. Artinya, penulisan atau atau sama saja hasilnya. Namun perlu selalu diingat bahwa penulisan tag yang salah meskipun hanya satu karakter akan berpengaruh terhadap dokumen HTML anda, bahkan bisa berakibat dokumen HTML anda tidak bisa ditampilkan dalam browser.

Sekarang kita akan beralih pada tag selanjutnya. Tambahkanlah tag seperti berikut:

Isi dari dokumen HTML yang sesungguhnya adalah yang ditulis diantara tag . Coba tuliskan:

Tulisan ini akan tampak dalam browser.

Sekarang simpanlah file ini dengan meng-klik menu File lalu Save As. Pada kotak dialog yang muncul, terlebih dahulu klik anak panah kecil di ujung kanan kotak Save as type kemudian pilih All Files (*.*). Setelah itu, isilah kotak File name dengan nama file yang anda inginkan misalnya: latih1.htm. Jangan lupa penambahan ekstensi .htm di belakang nama file! Akhirnya, klik tombol Save maka file akan tersimpan sebagai dokumen web. Kini, tutuplah program Notepad anda. Sekarang bukalah lagi program browser (Internet Explorer) selain jendela browser yang anda baca ini. Klik menu File lalu Open. Pada kotak dialog yang muncul, klik tombol Browse. Cari dan pilih file latih1.htm lalu klik Open. Nah, lihatlah hasil karya anda yang pertama!

Tulisan ini akan tampak dalam browser

Apakah tag BODY fungsinya sekedar penanda tubuh atau isi dari dokumen web? Tidak, dalam tag BODY ini bisa kita sisipkan bermacam-macam atribut yang akan berpengaruh terhadap format atau tampilan halaman web secara keseluruhan. Pada kesempatan ini kita mengambil contoh bagaimana mengubah warna latar belakang dan warna tulisan dari halaman web dengan penambahan atribut ke dalam tag BODY.

Sekarang lihatlah kembali browser anda yang sedang menampilkan file latih1 tadi. Klik menu View lalu Source. Dengan instruksi ini akan muncullah program Notepad yang di dalamnya tampak source code atau kode-kode HTML yang tadi anda buat. Misalnya kita akan menjadikan halaman web latih1 ini menjadi berwarna latar belakang kuning dengan tulisan berwarna merah. Untuk itu, kita perlu menambahkan atribut BGCOLOR dan TEXT ke dalam tag body sebagai berikut:

Tulisan ini akan tampak dalam browser.

Simpanlah kembali file ini (klik File lalu Save). Untuk melihat bagaimana hasilnya, pergilah lagi ke program browser yang menampilkan halaman web latih1 tadi. Klik menu View lalu Refresh atau klik tombolRefresh pada toolbar atau bisa juga dengan menekan tombol F5 pada keyboard. Dengan demikian, browser akan memanggil ulang file latih1 yang kini sudah mengalami perubahan. Maka akan tampaklah hasilnya:

Tulisan ini akan tampak dalam browser

Perlu diketahui bahwa penentuan warna pada HTML bisa dengan nama warna (dalam bahasa Inggris) dan bisa pula dengan kode warna. Kode warna ditulis dalam format heksa #rrggbb. Berikut ini adalah 16 nama warna beserta kodenya dalam format heksa (harap diingat bahwa tulisan 0 adalah angka nol, bukan huruf O).

black#000000blue#0000FFolive#808000
white#FFFFFFfuchsia#FF00FFgreen#008000
red#FF0000gray#808080teal#008080
yellow#FFFF00silver#C0C0C0navy#000080
lime#00FF00maroon#800000purple#800080
aqua#00FFFF

Dengan demikian, kode HTML untuk contoh di atas bisa ditulis sebagai berikut:

Tulisan ini akan tampak dalam browser.

Dengan menggunakan kode warna heksa, variasi warna yang dibuat bisa lebih banyak. Klik di sini untuk melihat daftar kode warna yang lainnya!

Demikianlah sekilas fungsi tag BODY. Sekarang bukalah kembali source code alias kode-kode HTML. Masih ingat, kan caranya? (Klik menu View lalu Source). Tambahkanlah tag-tag berikut ini:

Tulisan ini akan tampak dalam browser.

Di sini terlihat bahwa kita menambah tag dan tag

Tulisan ini akan tampak dalam browser.

Simpan lagi file ini dengan meng-klik File lalu Save. Sekarang kita akan melihat bagaimana perubahannya dalam browser. Lakukan lagi Refresh seperti di atas. Maka anda akan melihat di baris teratas (yang dinamakan Title Bar) dari program browser akan menampilkan judul atau titel dari halaman web anda yaitu: Karya Pertamaku. Alhamdulillah, selesailah latihan pertama kita.

MENGUTAK-ATIK HURUF

Dalam latihan kedua ini, kita akan mempelajari beberapa tag yang relatif mudah diingat. Tag-tag ini berfungsi untuk mengubah tipe huruf yaitu menebalkan (bold), membuat tulisan miring (italic) atau memberi garis bawah (underline). Buka lagi program Notepad kemudian tuliskan seperti berikut ini:

Ada tiga macam tipe tulisan yang paling sering digunakan dalam penulisan dokumen apa saja. Ketiga tipe tersebut ialah tulisan tebal, tulisan miring dan tulisan bergaris bawah. Bisa pula dua tipe huruf dipadukan misalnya tulisan tebal dan miring, tulisan tebal dan bergaris bawah atau tulisan miring dan bergaris bawah. Bahkan bisa pula ketiga tipe tulisan tersebut sekaligus bergabung menjadi satu berupa tulisan tebal, miring dan bergaris bawah.

Setelah anda menambahkan semua tag-tag tersebut, simpan (Save) file source code itu kemudian lakukan Refresh pada dokumen web yang tampak pada program browser anda. Lihatlah hasil perubahannya! Andaikata ada yang tidak beres, coba perhatikan baik-baik penulisan tag-tag anda, mulai dari tag pembuka hingga jangan sampai ada yang salah tulis meskipun satu karakter. Misalnya: bila tag anda tulis maka browser tidak akan menampilkan tulisan apa-apa dalam dokumen anda. Kalau tidak percaya, cobalah menulis source code yang salah seperti itu, simpan (save) kemudian refresh dokumen anda dan lihatlah hasilnya!

Untuk lebih mempermantap keterampilan yang anda dapatkan dari latihan kedua ini, ada baiknya anda mencoba membuat dokumen HTML berikut ini. Buatlah dokumen dengan judul (titel): Pemantapan Tipe-tipe Teks, yang isinya adalah tulisan seperti berikut:

Karena file-file HTML sebenarnya adalah file-file ASCII biasa, maka anda dapat menggunakan editor-editor teks sederhana seperti WordStar (WS), Notepad, MS Write, dan lain-lain. Editor-editor teks tersebut dapat membimbing anda mempelajari kode-kode HTML secara luar dalam. Akan tetapi mungkin anda sedikit frustrasi karena harus mengetik semua kode HTML baris per baris yang dalam perkembangannya akan menjadi sangat rumit. Meski demikian, menggunakan teks editor untuk membuat halaman web adalah cara terbaik untuk benar-benar mengerti tentang struktur file HTML.

Bila anda sudah menyimpannya, bukalah dan lihatlah hasilnya dalam program browser.

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts