Senin, 04 Januari 2010

Posted by Juanitaoke, 5 Januari 2010

Selamat Hari SysAdmin (detikinet.com)

Selamat Hari SysAdmin (detikinet.com)

Sudahkah Anda mengucapkan selamat pada SysAdmin yang bekerja di kantor Anda? selamat-hari-sysadmin, Setiap Jumat terakhir di bulan Juli adalah hari SysAdmin, alias System Administrator.

SysAdmin? Dialah administrator dari sistem, dialah yang merawat dan menjamin sebuah sistem berjalan dengan baik. Untuk yang belum kenal dekat, mungkin rekan-rekan dari SysAdmin hanya akan identik dengan penanganan virus di komputer, mengganti monitor atau upgrade PC.

Sesungguhnya, tugas dan tanggungjawab SysAdmin jauh lebih luas dari itu.

SysAdmin lah yang membuka server dari kardus, memasang sistem operasi di dalamnya, melakukan patching untuk keamanan, memastikan kondisi yang layak dari ruangan server, mengatur piranti lunak di dalamnya.

SysAdmin memasang router, kabel, konfigurasi jaringan, memasang firewall dan memastikan traffic jaringan yang Anda gunakan berjalan dengan lancar.

SysAdmin memastikan koneksi Anda ke jaringan itu aman, terbuka dan berjalan dengan baik. Sysadmin memastikan komputer yang Anda gunakan bisa bekerja dengan sehat, dalam jaringan yang sehat. Dialah penjaga pertama komputer Anda dari para pembobol.

Bayangkan jika server mati pada jam 2 pagi, SysAdmin lah yang harus bangun dari tidur lelapnya dan bekerja. Hal yang sama kadang harus dilakukan juga saat akhir pekan, long weekend, cuti bersama, Lebaran atau tahun baru.

Jadi, sudahkah Anda mengapresiasi SysAdmin di kantor Anda? Jika belum, lakukanlah pada hari ini, Jumat terakhir di bulan Juli, hari SysAdmin Internasional.

Buat Pak Tohir dan Pak Dedi

Lanjutkan,,,

Software Tutorial, - 5 Januari 2010

Pada tutorial ini mari kita belajar bersama menginstall web server dan database server di komputer kita. Hal ini sangat berguna untuk belajar dan mencoba script kita. Bayangkan apabila belajar PHP saja harus bolak-balik upload lewat FTP. Sungguh tidak menyenangkan tentunya.

Di bagian ini kita akan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk belajar PHP. Lihat daftar berikut:

  1. Installer Server: AppServ, Xampp, dan lain-lain
    AppServ adalah paket installer untuk Windows yang membundel program opensource yang terdiri dari:
  2. Text editor: Notepad atau lainnya (Scite, Ultra Edit, Notepad++, dan lain-lain)
    PHP adalah berupa script yang tidak perlu dikompilasi. Dengan menggunakan Notepad pun kita sudah bisa, akan tetapi apabila ingin lebih mudah kita bisa memanfaatkan software text editor yang memang didesain untuk itu. fasilitas yang biasanya ada adalah syntax hiliter dan line numbering.
  3. Browser: Internet Explorer atau lainnya (Mozilla Firefox, Opera, dan lain-lain)
    Browser digunakan untuk menampilkan script yang telah kita buat.

Yang harus Anda lakukan adalah mendapatkan paket installer. Untuk tutorial kali ini digunakan Appserv. Kita bisa memperolehnya di http://www.AppServNetwork.com dengan ukuran sekitar 14kb untuk AppServ versi 2.5.8. Sekarang mari kita install.

  1. Klik ganda file yang telah kita peroleh tadi
    instalasi appserv langkah 1

  2. Klik agree untuk melanjutkan installasi
    instalasi appserv langkah 2
  3. Klik next atau ganti "Destination Folder" apabila Anda ingin menginstallnya di tempat lain
    instalasi appserv langkah 3

  4. Karena semua paket instalasi dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah klik next
    instalasi appserv langkah 4

  5. Isikan "Server Name" misalnya localhost, dan email Anda misalnya eko@imut.com, selanjutnya klik next
    instalasi appserv langkah 5
  6. Isi password Anda dua kali dan klik install
    instalasi appserv langkah 6

  7. Proses instalasi akan berjalan dan tunggu hingga selesai. Klik Finish
    instalasi appserv langkah 7

    instalasi appserv langkah 8

  8. Buka browser Anda misalnya Internet Explore dan ketikkan localhost di address bar, kemudian tekan enter. Apabila muncul tampilan seperti gambar di bawah ini berarti proses instalasi sudah berhasil.
    tampilan localhost dari appserv

  9. Selanjutnya klik tulisan phpMyAdmin Database Manager atau ketik localhost/phpmyadmin di address bar kemudian tekan enter.
  10. Kemudian Anda diminta mengisikan username dan password.
    Username : root
    Password : sesuai yang Anda isikan waktu instalasi
    password di phpmyadmin

  11. Klik OK, kemudian akan muncul tampilan seperti ini:
    phpmyadmin screenshot

  12. Proses installasi webserver dan database server selesai dan berfungsi sebagaimana mestinya. Selanjutnya kita bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Sumber : http://gecko.web.id
Software Tutorial, - 5 Januari 2010

Microsoft SQL Server 2000 telah memberikan fasilitas instalasi yang mudah dan cepat. Tinggal ikuti step-step yang diberikan oleh wizard, Microsoft SQL Server 2000 bisa langsung dijalankan. Namun supaya Anda lebih memahami proses instalasi dan server Voucha Anda berjalan dengan maksimal, silakan ikuti panduan berikut.

Microsoft SQL Server 2000 dipilih karena lebih hemat resource ketimbang Microsoft SQL Server 2005 yang lebih rakus CPU dan memori.

Kami asumsikan Anda telah membuat partisi-partisi untuk Windows Server 2003 dan data yang terpisah. Kita akan melakukan instalasi Microsoft SQL Server 2000 ke drive “C:\” dan mensetting default database di drive “D:\”. Partisi yang terpisah akan memudahkan anda jika anda harus memindahkan database ke server baru atau melakukan disaster recovery, misalnya terjadi crash pada hardisk. Cukup pindahkan file database dan log ke server baru, maka server Voucha anda sudah bisa berfungsi kembali.

Persiapan

Jalankan Windows Server 2003 yang telah terinstal dengan benar. Siapkan CD instalasi Microsoft SQL Server 2000 dan instalasi Service Pack 4. Anda membutuhkan RAM minimum 256 MB, disarankan menggunakan 512 MB.

Instalasi Microsoft SQL Server 2000

Masukkan CD instalasi Microsoft SQL Server 2000 ke CD/DVD ROM drive. Anda akan melihat layar selamat datang berikut. Atau jalankan X:\autorun.exe, jika X: adalah CD/DVD ROM anda.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003
Pilih SQL Server 2000 Components. Anda akan melihat layar selanjutnya.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Install Database Server.

Microsoft SQL Server 2000 dibuat sebelum release Windows Server 2003, maka Windows Server 2003 akan menampilkan pesan warning berikut:

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Klik Continue

Anda akan melihat layar Welcome.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Local Computer dan klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Create a new instance of SQL Server, or install Client Tools. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Isi nama Anda dan nama perusahaan Anda. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Baca persetujuan lisensi, jika Anda setuju, klik Yes.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Server and Client Tools. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Default. Klik Next.

Pada tahap ini, Anda dapat memilih drive lain untuk lokasi database. Misal D:\. Klik Browse dan pilih folder database Anda.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Jangan lupa pilih Custom.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Cabut Upgrade Tools dari komponen Server Components karena tidak diperlukan. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Use the same account for each service. Auto start SQL Server Service. Pada group Service Settings, pilih Use Local System account. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Mixed Mode dan isi password untuk account sa. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih SQL Collations. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih opsi yang anda inginkan atau biarkan. Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Klik Next.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Pilih Processor License. Jika anda menggunakan prosesor Dual Core atau Core2Duo, anda harus mengisi angka 2. Klik Continue.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Tunggu proses instalasi sampai selesai.

Setup Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003

Klik Finish.

Selamat, Anda telah berhasil melakukan instalasi Microsoft SQL Server 2000 di Windows Server 2003.

Sumber: http://pulsa.web.id


Software Tutorial, - 5 Januari 2010

Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bandwith, biasanya dalam suatu jaringan lokal dipasang suatu proxy server. Proxy server punya kemampuan untuk melakukan filter situs yang dikunjungi maupun filter terhadap pengunjung, sehingga Proxy server dalam hal ini dapat berlaku sebagai suatu firewall. Selain itu, Proxy server juga punya kemampuan untuk menyimpan file-file yang berasal dari situs yang pernah dikunjungi. Proxy server yang punya kemampuan untuk menyimpan permintaan data ini disebut dengan server Cache.


Proxy server adalah server yang diletakkan antara suatu aplikasi klien dan aplikasi server yang dihubungi. Aplikasi klien dapat berupa browser web, klien FTP, dan sebagainya. Sedangkan aplikasi server dapat berupa server we, server FTP dan sebagainya. Proxy server yang diletakkan diantara aplikasi klien dan aplikasi server tersebut, dapat digunakan untuk mengendalikan maupun memonitor lalu lintas paket data yang melewatinya.

Contoh sistem operasi Proxy server yang sering digunakan adalah Squid, Free Bsd, Mikotrik, dan sebagainya.

Software Tutorial, 5 Januari 2010

Selain file server dan database server, mail server merupakan salah satu fungsi server yang paling banyak digunakan di perusahaan. Hal ini mengingat fungsi email sendiri yang bisa mengurangi biaya surat-menyurat, lebih efisien dibandingkan komunikasi manual dan dapat menyertakan attachment yang berguna sebagai pelengkap dan dokumen tambahan terkait dengan isi email.

Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menggunakan email tanpa perlu email server sendiri. Menggunakan jasa dari ISP, menggunakan email gratisan, menggunakan jasa dari Google Apps dan lain sebagainya. Jika hal tersebut bisa dilakukan, mengapa kita perlu memasang email server ?

mail-server

Berikut adalah beberapa keuntungan penggunaan email server yang dikelola sendiri oleh perusahaan, sebagian disarikan dari tulisan FAQ Mail Server : Keuntungan & Tips Implementasi Mail Server :

* Branding. Dari sisi merk dan identitas, penggunaan nama domain resmi akan jauh lebih berharga dan lebih memperkuat citra perusahaan. Silakan bandingkan sisi branding dari account email it_excellent@yahoo.com dengan it@excellent.co.id. Mana yang lebih kuat ? Tentu saja it@excellent.co.id jauh lebih kuat brandingnya dibandingkan alamat email yang pertama. Selain karena nama domain, branding juga didapatkan dari pilihan nama unik yang bisa dimiliki, sementara pada domain gratisan, nama unik biasanya sudah dimiliki pihak lain
* Mencegah penyalahgunaan. Banyak email penipuan yang mengatas namakan perusahaan tertentu. Misalnya, hrd_pt_unilever@gmail.com, bisa saja digunakan oleh penipu yang bertindak seolah-olah sebagai bagian HRD PT. Unilever. Mengapa hrd ? Karena banyak para penipu yang mencari korban melalui email dan pengumuman lowongan kerja.
* Kemudahan Penanganan & Backup. Email resmi yang dikelola oleh perusahaan jauh lebih mudah penanganannya. Kalau ada email tidak sampai, atau ada email yang bermasalah, kita dapat dengan mudah menelusurinya. Kita juga dapat dengan mudah menambah account dan menambah feature (anti spam, anti virus, task management dll) tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
* Meningkatkan mobilitas. Email yang dikelola sendiri dapat dibuat menggunakan IP Publik sehingga dapat diakses dari luar kantor. Tingkat keamanan juga dapat diatur dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan
* Lebih cepat. Jika sebagian besar proses transfer dan pengiriman email dilakukan oleh sesama pengguna dilingkungan perusahaan, mengapa harus mengirimkannya ke internet terlebih dahulu ? Tentu jauh lebih cepat mengirimkannya secara langsung tanpa harus di routing ke internet

Pengelolaan email server juga semestinya bukan sesuatu yang menambah pekerjaan secara drastis bagi pihak IT perusahaan. Secara normal, email server akan berjalan tanpa ada gangguan dan tanpa meminta perhatian khusus. Biaya pengadaan yang timbul juga relatif kecil dan tidak sebanding dengan keuntungan yang dapat dicapai.

Alih-alih menghabiskan biaya untuk sewa inbox email dengan biaya per account, jauh lebih mudah dan lebih murah menggunakan emailserver sendiri dengan jumlah account tak terbatas (baca : dibatasi oleh kapasitas dan spesifikasi komputer saja). Sebagai gambaran, perusahaan dengan jumlah account email sampai dengan 100 account hanya akan menghabiskan biaya setup dan maintenance dalam kisaran Rp. 10 juta. Biaya ini juga bersifat fleksibel, karena jika dilakukan oleh staff IT perusahaan dapat lebih murah dan fleksibel.

sumber : www.zimbra.web.id

Dalam beberapa bulan terakhir, saya menyaksikan presentasi beberapa “Management Trainees” di beberapa perusahaan. Saya melihat ada trainees yang begitu cepat “masuk” dalam dunia kerja, langsung “berkeringat” dan tahu caranya menghadapi “dirty work”. Namun, ada juga yang ‘berat langkah’-nya, terlalu kaku membawa pengetahuan teoritis dari bangku kuliah. Ada pula yang mulai menganalisis tetapi belum benar-benar “berenang” di dunia kerja.

Banyak sekali perusahaan yang sadar perlunya berinvestasi besar untuk mendapatkan tenaga-tenaga yang mumpuni dari luar perusahaan. Namun, banyak perusahaan tidak mempersiapkan ‘landasan’ lewat “induction program” yang mantap, sehingga banyak karyawan baru merasa “dibiarkan”. ”Saya jenuh dan bingung karena sepanjang hari dalam seminggu cuma disuruh membaca katalog”. Atau komentar karyawan baru lainnya, ”Memang ada orientasi berupa pengarahan dari pucuk pimpinan perusahaan yang membuat kami bersemangat dan terinspirasi. Tetapi, ketika menghadapi pekerjaan, banyak sekali hal yang tidak saya ketahui. Walaupun bersikap ramah, semua orang sibuk, dan saya merasa takut mengganggu bila saya bertanya”.

Sebuah hasil penelitian terhadap fresh graduate beberapa perusahaan mulitnasional mengatakan bahwa hanya sekitar 20% dari para fresh graduate yang “dicemplungkan” tanpa bimbingan dapat bekerja dan berkinerja sesuai harapan perusahaan. Sejumlah 30% lainnya butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi, sedang 50% sisanya akan jadi karyawan yang tidak berkinerja optimal, setidaknya satu tahun atau bahkan selamanya. Bayangkan kerugian yang diderita perusahaan bila ternyata para karyawan baru ini kemudian mencari peluang lain, hanya karena menemui jalan buntu dalam beradaptasi di pekerjaan. Segagal-gagalnya program orientasi, masih lebih baik program orientasi diadakan, daripada tidak sama sekali.


‘Ilmu’ yang Tidak Didapat di Bangku Kuliah

Saya teringat saat-saat pertama kali memasuki dunia kerja, bahkan langsung bekerja sebagai manajer di sebuah bank. Sistem dan prosedur, proses bisnis, etik, ‘unggah-ungguh’, efisiensi, cara berkomunikasi, sampai praktik-praktik yang tampak sederhana seperti “filing” , penomoran surat, standar kinerja, ternyata adalah hal “kantoran” yang benar-benar baru bagi saya. Rahasia budaya kerja seperti “jangan anda yang berjalan, biarkan dokumennya berjalan sendiri (dibawa office –boy)” atau pengamalan “clean desk policy” sulit dibayangkan dari bangku kuliah. Untung saja sekretaris, bawahan, teman kerja, atasan kebetulan rela mau memberi pengarahan.


Kalau memang demikian penting, mengapa banyak perusahaan menyepelekan “induction program” ini? Selain biaya dan enerji, ada juga perusahaan yang beranggapan bahwa beradaptasi adalah kompetensi setiap manusia normal, ”Ah, tidak ada yang membimbing saya ketika pertama masuk kerja, buktinya ‘survive-survive’ juga...” Atau, ”Kalau kita mesti memberi pendidikan juga, apa dong yang mereka pelajari di perguruan tinggi?” Padahal, inilah yang melatarbelakangi perlunya dilaksanakannya “induction program”. Perguruan tinggi mana yang mengajari bagaimana layaknya menyampaikan “copy” memo intern? Atau kapan kita perlu menyampaikan “blindcopy” saat mengemail dan kapan “copy”. Bagaimana seorang karyawan segera tahu trik-trik memuaskan rasa lapar diluar jam makan, sementara ia dilarang membawa makanan di meja kerjanya? Apa yang boleh saya fotokopi dan apa yang tidak boleh? Ternyata pengajaran yang seolah sederhana mengenai "How to" dan "Where to go" dalam menghadapi tugas bisa efektif untuk masa kerja selanjutnya dan membuat karyawan bisa lebih segera meng-‘enjoy’ pekerjaan dan lingkungan kerja barunya.

Kancah Menemukan ‘Selera’ Bekerja


Agar cepat dapat menjadi bagian dari perusahaan, mewakili bahkan mengambil keputusan demi kepentingan perusahaan, individu perlu tahu persis mengenai organisasi, sejarah, aspirasi, pelanggan, kebiasaan, dan apa yang diharapkan perusahaan dari dirinya. Karyawan baru perlu tahu betul apa yang dinamakan sukses atau gagal oleh perusahaan, do’s dan don’t’s, dan kapan bisa berkata “ya” atau “tidak”, beserta alasan yang tepat sesuai kebijakan perusahan. Tuntutan perusahaan, terutama di organisasi komersial yang selalu mengacu pada laba perusahaan melalui budaya tertentu, juga perlu dijadikan “mindset” yang mendasari perilaku para fresh graduate. Nilai-nilai sederhana seperti “Di sini berlaku quick response, tidak ada orang berjalan di tangga...semua orang lari” “Pelanggan harus keluar dari kantor kita dengan tersenyum”, akan berpengaruh pada etos kerja individu dan akan dibawa pada perilaku bekerjanya di masa mendatang.

Hal seperti kegiatan administratif dan operasional sangat mudah dinilai dan dipahami, tetapi tidak mudah dilakukan dengan cermat, tepat dan konsisten. Seorang fresh graduate, perlu mencapai taraf “penghayatan” kerja untuk bisa dilepas bekerja sendiri. Individu juga perlu diperkenalkan dengan beban kerja, baik yang normal maupun yang berat. Teman saya, seorang direktur pengembangan SDM di sebuah perusahaan, selalu mengingatkan para “management trainee”-nya, ”Anda akan saya bebani pekerjaan yang paling berat dan kotor. Bila Anda melewati masa ini, maka pekerjaan akan terasa mudah karena Anda sudah menemukan ”selera” bekerja untuk seterusnya”.


Peran Aktif Dua Belah Pihak


Dalam dunia kerja yang kompetitif ini, individu yang akan memasuki dunia kerja, tetap perlu sadar bahwa ia harus mengerjakan pe-ernya dengan cepat dan tangguh. Tidak sekedar menunggu untuk dibimbing atau diarahkan. Ia perlu cepat menyerap dasar-dasar manajemen kerja yang ditunjang oleh manajemen dirinya sendiri, komunikasi formal & informal, etik dan cara bekerja tim. Individu perlu mengembangkan kebiasaan mengatur hidupnya dengan agenda, melakukan tindak lanjut tanpa ditagih, melapor tanpa merasakan keharusan, berpartisipasi aktif dalam rapat-rapat, dan banyak ketrampilan kantoran lain. Selain itu masih ada ketrampilan dasar lain seperti mengembangkan rasa percaya, membina hubungan pertemanan, dan penajaman “common sense” serta sistematika berpikirnya. Proses integrasi antara individu dan perusahaan ini perlu dimotori oleh kedua belah pihak secara aktif, sebagaimana halnya dua orang yang menjalin ikatan perkawinan.

Sumber : http://tobeimpact.blogspot.com

Software Tutorial, - 5 Januari 2010

Akhirnya walaupun ketinggalan zaman,saya bisa melakukan koneksi dari Java ke MySQL as simple as this….

package tubesoot;

//add mysql connector di library pada package anda

import java.sql.*;
import javax.swing.JOptionPane;

/**
*
* @author Juanitaoke
*/

public class koneksi {

//inisialisasi statement pertamanya kosong selalu

private Statement stmt = null;
private Connection con = null;
private ResultSet rs = null;

public koneksi(){
try{
//ini mah wajib harus ada..

Class.forName(“com.mysql.jdbc.Driver”);
}
catch (Exception e){
JOptionPane.showMessageDialog(null,” “+e.getMessage(),”JDBC Driver Error”,JOptionPane.WARNING_MESSAGE);
}
try{

//mulai masuk ke database kitahhh

con = DriverManager.getConnection(“jdbc:mysql://localhost/akademik”,”root”,”");
stmt = con.createStatement();
}
catch (Exception e){
JOptionPane.showMessageDialog(null,” “+e.getMessage(),”JDBC Driver Error”,JOptionPane.WARNING_MESSAGE);
}
}
//yang ini buat nampung data
public ResultSet getData(String SQLString){
try{
rs = stmt.executeQuery(SQLString);
}
catch (Exception e){
JOptionPane.showMessageDialog(null,”Error: “+e.getMessage(),”Communication Error”,JOptionPane.WARNING_MESSAGE);
}
return rs;
}
//yang ini buat eksekusi command a.k.a perintah a.k.a query
public void query(String SQLString){
try{
stmt.executeUpdate(SQLString);
}
catch (Exception e){
JOptionPane.showMessageDialog(null,”Error: “+e.getMessage(),”Communication Error”,JOptionPane.WARNING_MESSAGE);
}
}
}
Software Oracle sudah di-install, database sudah dibuat, dan listener juga sudah dibuat. Untuk bisa mengakses database di mesin server, suatu client (misalnya PC) harus di-install software Oracle Client. Setelah itu, kita perlu mensetting TNS Names di client tersebut. Tool GUI (wizard) di Oracle versi 8i ke atas adalah netca.

Ketika install software database (RDBMS) Oracle, secara otomatis di-install juga Oracle client. Jadi, di PC yang telah saya install RDBMS Oracle itu juga automatically sudah terinstall Oracle client. So, untuk belajar (lagipula karena keterbatasan jumlah komputer) kita bisa memakai satu PC sebagai server dan client sekaligus.

Berikut ini langkah-langkah (step-step) nya:

1. Jalankan command netca. Kemudian muncul form Welcome. Lihat gambarnya di sini. Pilih “Local Net Service Name configuration”. Selanjutnya klik tombol Next.
2. Berikutnya muncul form Net Service Name Configuration. Lihat gambarnya di sini. Pilih “Add”. Selanjutnya klik tombol Next.
3. Berikutnya masukkan “Service Name”. Lihat gambarnya di sini. Gampangnya saja, service name adalah sama dengan nama instance (SID). Di sini nama instance adalah dataku. Selanjutnya klik tombol Next.
4. Berikutnya pilih protocol. Lihat gambarnya di sini. Protokol adalah sama dengan protokol yang dipakai listener. Saya pakai TCP. Selanjutnya klik tombol Next.
5. Berikutnya masukkan host name (alamat) database server. Lihat gambarnya di sini. Bisa pakai IP dan bisa pakai nama komputer. Di sini saya memakai IP. Selanjutnya klik tombol Next.
6. Berikutnya muncul pertanyaan, apakah akan kita lakukan test?. Lihat gambarnya di sini. Sebaiknya pilih “Yes”. Selanjutnya klik tombol Next.
7. Test koneksi memakai user system dengan password manager (default). Karena password system adalah oracle, maka connection error. Lihat gambarnya di sini. Selanjutnya klik tombol “Change Login”.
8. Masukkan user system dan password-nya yang benar. Lihat gambarnya di sini. Selanjutnya klik tombol OK.
9. Bagus, kini koneksi success. Lihat gambarnya di sini. Selanjutnya klik tombol Next.
10. Berikutnya masukkan nama TNS yang kita kehendaki. Lihat gambarnya di sini. Namanya terserah kita, bebas. Di sini (by default) namanya sama dengan nama service (SID) yang tadi kita masukkan. Selanjutnya klik tombol Next.
11. Apakah akan meng-configure TNS yang lainnya?. Lihat gambarnya di sini. Pilih “No” dan klik tombol Next.
12. Selanjutnya, berhasil. Lihat gambarnya di sini. Kalau ingin mensetting yang lainnya pakai netca, klik Next. Kalau cukup sekian ya klik Cancel.
Setelah menginstall Oracle dan membuat database, untuk langkah awal administrasi adalah mulai melakukan koneksi ke database.

Administrasi dilakukan selalu oleh user yang meng-install dan membuat database. Tool native dari Oracle untuk administrasi database adalah sqlplus, lokasi ada di $ORACLE_HOME/bin. Di Oracle versi 8 ke bawah, tool administrasi tersebut adalah svrmgrl.

Sebelum melakukan koneksi, ada OS parameter yang perlu disetting. Di Windows, parameter tersebut otomatis sudah dimasukkan ke dalam registry ketika meng-install dan membuat database pakai dbca. Di Unix, setting manual parameter berikut di user profile: ORACLE_HOME, ORACLE_SID, dan PATH.

Misalkan kita pakai shell sh atau ksh. Edit file .profile, tambahkan parameter berikut:

ORACLE_HOME=/data1/oracle/product/10.2.0; export ORACLE_HOME
ORACLE_SID=ts; export ORACLE_SID
PATH=$ORACLE_HOME/bin:$PATH; export PATH

Setelah mengedit file .profile, jangan lupa untuk relogin atau mengeksekusi file tersebut agar parameter yang disetting terbaca oleh current session. Berikut ini cara mengeksekusi file .profile.

. ./.profile

Koneksi pakai SQLPLus di Mesin server

Sekarang, mari kita mulai koneksi ke database. Misalkan saya akan connect pakai user system.

sqlplus

Nanti akan diminta memasukkan username dan password. Kalau belum diubah, password system adalah seperti yang ditunjukkan ketika membuat database.

Bisa juga username langsung dimasukkan ke argument-nya SQLPlus, nanti kita cuma diminta memasukkan password saja.

sqlplus system

Bisa juga langsung memasukkan username dan password. Misalkan password user system adalah oracle:

sqlplus system/oracle

Koneksi dengan langsung memasukkan username dan password sekaligus ini tidak direkomendasikan, karena password akan tampak ketika di ps -ef. Contoh:

ps -ef|grep sql
oracle 5742 25612 11:09:49 pts/1 0:00 sqlplus system/oracle

Cara lain juga, kita bisa masuk ke SQLPlus prompt tanpa login, kemudian jalankan perintah connect atau conn di SQL prompt. Contoh:

sqlplus /nolog
SQL> conn

Sama seperti ketika menjalankan sqlplus dari OS prompt, username dan password bisa disebutkan langsung atau tidak; kalau tidak disebutkan nanti akan ditanyakan.

SQL> conn system/oracle
SQL> conn system

Koneksi pakai user sys

User sys adalah merupakan super user, dikenal juga sebagai sysdba. Untuk koneksi pakai user sys, harus ditambahkan argument as sysdba. Contoh:

SQL> conn sys/oracle as sysdba

Bisa juga tanpa menyebutkan user sys, yaitu dengan memakai argument /. Contoh:

SQL> conn / as sysdba

Kalau tidak sebutkan argument as sysdba, akan muncul error berikut:

SQL> conn sys/oracle
ERROR:
ORA-28009: connection as SYS should be as SYSDBA or SYSOPER
Warning: You are no longer connected to ORACLE.

Bisa juga langsung login ketika menjalankan SQLPLUS. Contoh:

sqlplus "sys/oracle as sysdba"
sqlplus "/ as sysdba"

Koneksi dari client ke server
Untuk bisa melakukan koneksi client-server, pastikan kita sudah mensetting dan menjalakan listener di server database, dan mensetting TNSNames di client. Kalau belum punya instalasi Oracle client di mesin/komputer/PC lain, kita bisa memanfaatkan database server sebagai client sekaligus. Ketika kita install software database Oracle, by default juga diinstall Oracle client; sehingga nantinya kita bisa melakukan koneksi client-server di mesin server database kita.

Pada koneksi client-server , tambahkan argument @namatns. Contoh:

sqlplus system@tsprimary
sqlplus system/oracle@tsprimary
sqlplus "sys@tsprimary as sysdba"
sqlplus "sys/oracle@tsprimary as sysdba"

SQL> conn system@tsprimary
SQL> conn system/oracle@tsprimary
SQL> conn sys@tsprimary as sysdba
SQL> conn sys/oracle@tsprimary as sysdba
Setelah install software Oracle dan membuat database Oracle, kini saatnya kita untuk mengakses database lewat jaringan. Dari sisi server (Oracle database) diperlukan listener, sementara dari sisi client diperlukan Local Net Service Name (TNS Names).

Listener bisa dibuat dengan GUI (wizard) ataupun melalui command line. Di Oracle 8i ke atas, GUI (tool) tersebut adalah netca. Seperti tool-tool database Oracle yang lain, lokasinya ada di $ORACLE_HOME/bin.

Berikut ini langkah-langkah membuat listener pakai netca. Sebagai contoh saya menggunakan Oracle 10g. Secara umum adalah sama untuk Oracle versi lainnya.

1. Jalankan command netca. Akan muncul form wellcome. Lihat gambarnya di sini. Pilih “Listener Configuration”. Selanjutnya klik tombol Next.
2. Berikutnya keluar form Listener Configuration. Lihat gambarnya di sini. Pilih “Add”. Selanjutnya klik tombol Next.
3. Berikutnya keluar form Listener Name. Lihat gambarnya di sini. Masukkan nama listener. Kita bisa menamakan apa saja. Di sini saya biarkan pakai nama default, yaitu LISTENER. Selanjutnya klik tombol Next.
4. Berikutnya keluar form Select Protocol. Lihat gambarnya di sini. Saya memilih TCP. Selanjutnya klik tombol Next.
5. Kalau milih TCP, berikutnya akan keluar form TCP/IP Protocol. Lihat gambarnya di sini. Kemudian pilih port yang akan digunakan. Saya menggunakan port default, 1521. Selanjutnya klik tombol Next.
6. Berikutnya akan keluar form More Listener. Lihat gambarnya di sini. Apakah kita ingin membuat listener yang lain lagi?. Saya pilih tidak (No). Selanjutnya klik tombol Next.
7. Akhirnya selesai. Lihat gambarnya di sini. Kalau ingin melakukan perkerjaan lainnya, klik tombol Next. Karena saya cukup membuat listener ini saja, ya sudah, klik tombol Cancel.

Pada dasarnya secara intrinsik, Oracle melakukan 2 hal berikut ini (membuat listener pakai command line ya dengan cara berikut ini):

1. Membuat file konfigurasi untuk listener di
$ORACLE_HOME/network/admin/listener.ora. Adapun isi file tersebut adalah:
SID_LIST_LISTENER =
(SID_LIST =
(SID_DESC =
(SID_NAME = PLSExtProc)
(ORACLE_HOME = C:\oracle\product\10.2.0\db_1)
(PROGRAM = extproc)
)
)LISTENER =
(DESCRIPTION_LIST =
(DESCRIPTION =
(ADDRESS = (PROTOCOL = TCP)(HOST = 10.21.108.70)(PORT = 1521))
(ADDRESS = (PROTOCOL = IPC)(KEY = EXTPROC0))
)
)
2. Menjalankan (menaikkan) proses listener
lsnrctl start LISTENER

Selanjutnya, masukkan database yang telah kita buat tadi ke dalam konfigurasi listener agar database bisa dilayani listener. Sebenarnya kalau listener dibuat (dan dinaikkan) dulu sebelum membuat database, konfigurasi ini dilakukan secara otomatis oleh dbca (bila kita membuat database menggunaka dbca).

Di Oracle 9i keatas, untuk melakukannya kita bisa menggunakan tool netmgr yang ada di $ORACLE_HOME/bin. Di Windows sepertinya netmgr tidak dibuatkan exe-nya di %ORACLE_HOME%/bin, tapi dibuatkan sort cut-nya di menu program. Berikut ini step-step menggunakan netmgr:

1. Jalankan command netmgr. Kemudian muncul Wizard-nya. Lihat gambarnya di sini. Di tab, pilih “Database Services”. Selanjutnya klik tombol “Add Database”.
2. Kemudian masukkan ORACLE_HOME dan nama instance (SID) yang akan di-manage. Lihat gambarnya di sini
3. Setelah itu simpan konfigurasi tersebut. Lihat gambarnya di sini. Selesai deh.
4. Agar konfigurasi bisa update, restart listener
lsnrctl stop LISTENER
lsnrctl start LISTENER

Secara intrinsik, netmgr menambahkan definisi konfigurasi di file
$ORACLE_HOME/network/admin/listener.ora (di mana kita bisa melakukannya secara manual tanpa netmgr):
SID_LIST_LISTENER =
(SID_LIST =
(SID_DESC =
(SID_NAME = PLSExtProc)
(ORACLE_HOME = C:\oracle\product\10.2.0\db_1)
(PROGRAM = extproc)
)
(SID_DESC =
(ORACLE_HOME = C:\oracle\product\10.2.0\db_1)
(SID_NAME = dataku)
)
)
Konfigurasi instance disimpan di file bertipe text yang dikenal dengan init file (initial file) atau pfile (parameter file). Mulai versi 9i Oracle memperkenalkan pfile bertype binary yang disebut spfile.

Di Unix family, init file ada di directory $ORACLE_HOME/dbs. Sedangkan di Windows ada di folder %ORACLE_HOME%\database.

Format nama file:

1. Pfile: initNAMAINSTANCE.ora
Di Unix, nama instance adalah case sensitive, instance dataku berbeda dengan DATAKU. Pfile untuk instance dataku adalah initdataku.ora. Dan Pfile untuk instance DATAKU adalah initDATAKU.ora

Sedangkan di Windows, nama init file tidak case sensitive, instance dataku ya sama saja dengan DATAKU. Kalau kita membuat database dengan dbca, initfile yang terbentuk adalah INITdataku.ORA. Kalau file ini diganti dengan initDATAKU.ora yang tidak apa-apa, Windows gitu lho!
2. Spfile: spfileNAMAINSTANCE.ora
Sama seperti pfile, case sensitive di Unix dan tidak case sensitive di Windows.

Cara membuat initfile:

1. pfile
Dibuat secara manual pakai text editor , contoh: notepad di Windows dan vi di Unix. Bisa juga dibuat berdasarkan content spfile yang sudah ada.
SQL> create pfile from spfile;
2. spfile
Spfile tidak bisa dibuat dengan text editor sebagimana membuat pfile. Tentu saja, file binary tidak bisa dibuat (diedit) dengan text editor. Spfile hanya bisa dibuat dengan cara berikut ini (content-nya diambil dari pfile yang sudah ada):

SQL> create spfile from pfile;

By default, kalau ada spfile maka ketika startup Oracle akan membaca parameter dari spfile. Kalau tidak ada spfile, Oracle membaca pfile. Kalau tidak ada kedua-duanya, instance tidak bisa di-startup. SQL> startup
ORA-01078: failure in processing system parameters
LRM-00109: could not open parameter file
‘/mnt01/oracle/10.2.0.3/dbs/initDATAKU.ora’

Mengedit Init file (mengubah parameter instance)

Parameter instance ada dua tipe yaitu dynamic dan static. Parameter dynamic bisa diubah ketika instance sedang jalan sedangkan parameter static tidak bisa, artinya perubahan parameter static harus dilakukan di initfile dan instance harus di-restart.

Contoh parameter dinamik adalah pga_aggregate_target. Berikut ini cara untuk mengubahnya:

1. Kalau instance sedang mati
Naikkan instance dulu, kemudian lakukan perubahan pakai SQLPlus

SQL> startup
SQL> alter system set pga_aggregate_target=100m;
Perintah alter system di atas langsung mengubah parameter di instance (memory) yang berjalan.
1. Kalau kita pakai spfile, perintah ini langsung mengupdate juga spfile. Sehingga ke depannya kalau kita merestart instance, Oracle membaca pga_aggregate_target=100m dari spfile.
2. Kalau kita pakai pfile, pga_aggregate_target=100m tidak di-update ke pfile sehingga ke depannya kalau kita merestart instance, pga_aggregate_target kembali ke nilai semula. Agar perubahan bersifat permanen, edit juga parameter pga_aggregate_target di pfile
2. Kalau instance sedang jalan
Langsung lakukan perubahan di SQLPLus
SQL> alter system set pga_aggregate_target=100m; Sama seperti penjelasan sebelumnya, kalau pakai spfile maka spfile juga diupdate secara otomatis. Kalau pakai pfile, agar perubahan bersifat permanen maka pfile harus diedit secara manual pakai text editor.

Contoh parameter statik adalah db_writer_processes, control_files, sessions, dsb. Berikut ini cara untuk mengubah parameter db_writer_processes yang bersifat statik itu:

1. Kalau instance sedang mati
Kalau pakai pfile, edit pfile pakai text editor, kemudian startup instance.

Edit pfile
SQL> startup

Spfile tidak bisa diedit pakai text editor, kalau tetep dipaksa edit pakai text edior maka spfile akan corrupt sehingga tidak dikenali oleh Oracle. Spfile hanya bisa diubah dengan SQLplus ketika instance naik. Jadi naikkan dulu instance, pakai nomount biar cepet toh kita tidak perlu instance mount atau open, yang penting startup dulu. Kemudian alter system set db_writer_processes=2 scope=spfile. Perintah ini akan mengedit spfile saja, sementara parameter di instance sendiri masih belum berubah. Setelah itu, baru startup
SQL> startup nomount
SQL> alter system set db_writer_processes=2 scope=spfile;
SQL> shutdown immediate
SQL> startup
2. Kalau instance sedang jalan

Kalau pakai pfile, database matiin dulu, edit pfile, kemudian restart instance
SQL> shutdown immediate
Edit pfile
SQL> startup
Kalau pakai spfile, alter system dengan scope=spfile, kemudian restart
SQL> alter system set db_writer_processes=2 scope=spfile;
SQL> shutdown immediate
SQL> startup

Catatan

1. Perintah alter system set pga_aggregate_target=100m by default kalau pakai spfile, maka
alter system set pga_aggregate_target=100m scope=both
Dan kalau pakai pfile. maka
alter system set pga_aggregate_target=100m scope=memory
2. Kita tidak bisa menjalankan alter system set db_writer_processes=2 karena ini adalah parameter static. Kalau masih dipaksa akan muncul error:

SQL> alter system set db_writer_processes=2;
ERROR at line 1:
ORA-02095: specified initialization parameter cannot be modified
Parameter static hanya bisa diubah di scope=spfile
SQL> alter system set db_writer_processes=2 scope=spfile;
System altered.
3. Kalau dilihat pakai text editor, spfile berisi sama seperti pfile, hanya ada entry yang "aneh-aneh" (yang bukan merupakan parameter instance) di baris pertama.
4. Contoh kasus.

Instance saya hanya punya spfile (spfileDATAKU.ora) dan tidak punya pfile (initDATAKU.ora)> Suatu ketika saya ingin mengubah parameter static (misalnya control_files). Karena ketidak tahuan, parameter control_files saya edit di spfileDATAKU.ora pakai text editor (notepad).

Karena spfile adalah file binary, maka spfile menjadi rusak karena diedit pakai text editor, sebagian akibatnya Oracle tidak bisa membacanya. Karena spfile tidak bisa dibaca, maka Oracle mencari pfile. Karena saya tidak punya pfile sementara spfile-nya corrupt, ya akhirnya saya tidak bisa startup instance
SQL> startup
ORA-01078: failure in processing system parameters
LRM-00109: could not open parameter file
‘/mnt01/oracle/10.2.0.3/dbs/initDATAKU.ora’

Waduh… gimana ini?!! Solusinya, buat pfile initDATAKU.ora yang isinya sama persis dengan spfileDATAKU.ora, dengan catatan: jangan ikut sertakan entry spfileDATAKU.ora yang aneh-aneh di baris pertama itu.

Untuk melihat isi spfile spfileDATAKU.ora, di unix gunakan perintah more. Di Windows, gunakan wordpad; kalau pakai notepad biasanya tampilannya amburadul.

Sumber: http://rohmad.net

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Blog Archive