Rabu, 13 Januari 2010

Info Nusantara, - 13 Januari 2010

Masyarakat merupakan kumpulan dari individu-individu baik dalam kelompok kecil maupun besar yang memiliki pengaruh satu sama lain sehingga memiliki kebiasaan tradisi, sikap kebatinan dan persatuan dalam kesatuan sosial. Masyarakat Perkotaan lebih maju diikuti dengan lebih banyaknya jenis pekerjaan, dan pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata dengan karakteristik lebih individual, lebih keduniawian dan jalan pikir yang lebih rasional dan moderen tentunya.

Masyarakat Pedesaan masih menjunjung tinggi nilai-nilai yang lebih ke adat-istiadat sehingga cenderung hidup masih membutuhkan sesama yang biasa terlihat bergotong-royong untuk menghasilkan sesuatu dan menimbulkan ikatan batin bahwa satu sama lain merupakan saudara sehingga jika salah satu keluarga ada yang merasa kesulitan maka masyarakat di lingkungan sekitar siap membantu tanpa pamrih.
Untuk mengatasi masalah disintegrasi antara masyarakat kota dan desa sebaiknya pemda melakukan peningkatan kualitas hidup di desa dengan mengambil tenaga ahli dari kota sehingga diadakan penyuluhan untuk berbagai macam aspek kehidupan seperti pindidikan, kesehatan, pangan, keamanan dan lapangan pekerjaan modern tanpa meninggalakan sifat-sifat kedaerahan atau menghilangkan warisan budaya. Sedangkan untuk masyarakat kota agar lebih mencontoh keuletan dan kerajinan masyarakat desa dalam bergotong-royong untuk melakukan sesuatu atau lebih mengadopsi falsafah hidup masyarakat desa.

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:

Masyarakat Pedesaan
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7).Kolektivisme

Masyarakat Kota:
1. Perilaku heterogen
2.Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3.Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4.Mobilitassosial,sehingga dinamik
5.Kebauran dan diversifikasi kultural
6.Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
7.Individualisme

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .

Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, sesepuh, lurah dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts