Rabu, 17 Februari 2010

Tips, 17 Januari 2010

Musik membuat hidup ini serasa indah. Tapi tahukah Anda musik dapat juga mengoptimalkan kecerdasan?

Seorang penulis Inggris abad 19 pernah berujar, “Musik itu adalah nyanyian para malaikat.” Tidak bisa dibantah, musik memang punya kekuatan luar biasa, yang berdampak besar bagi kejiwaan. Dan hal ini juga berlaku bagi bayi dan anak. Lihat saja ketika si kecil mulai suka ketawa atau, kalau sudah bisa jalan, sedikit bergoyang mengikuti irama yang ia suka.

Musik dan matematika

Banyak penelitian membuktikan, janin menunjukkan reaksi tertentu jika diperdengarkan musik. Ibu hamil merasakan gerakan janin yang semakin cepat atau justru lebih santai. Sementara itu, banyak juga yang berpendapat musik klasik yang diperdengarkan pada ibu hamil, dan juga janinnya, dapat ‘mencetak’ anak dengan kecerdasan tinggi.

Psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine , Amerika Serikat, pada tahun 1994 melakukan penelitian yang membuktikan bahwa erat kaitan antara kemahiran bermusik dan penguasaaan level matematika yang tinggi dan keterampilan-keterampilan sains.

Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar Amerika ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46 persen dibandingkan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik.

Musik dan bermain anak

Getaran musik itu rupanya masuk ke jiwa kita melalui neuron di otak. Ahli saraf dari [J1] Harvard University , Mark Tramo, M.D. mengatakan, ”Dalam otak kita, jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. ” Rupanya mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi.

Tapi, ini bukan berarti Anda harus buru-buru membobol tabungan untukbeli grand piano buat si kecil. Anda juga tak wajib mendominasi rumahdengan komposisi Rachmaninoff. Yang penting, biasakanlah musikmenghiasi ruang di sekitar anak-anak. Putarkan lagu di radio.Bernyanyilah bersama. Kalau perlu ekspresikan bakat “Inul terpendam“ bersama si kecil.

Melalui kegiatan bermain, anak memperoleh manfaat dari musik. Dr. DeeJoy Coulter (1995) pendidik neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The Journal of Music and Movement-Based Learning, mengklasifikasikan lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagailatihan untuk otak yang brilian, yang mengenalkan anak pada polabicara, keterampilan-keterampilan sensory motor, dan strategi gerakanyang penting.

Tak hanya perkembangan bahasa dan kosa kata anak meningkat melaluipermainan yang mengandung musik, namun juga logika danketerampilan-keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinyamampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah. Karena berbagai manfaat yang didapat dari musik, pendidikan prasekolah pun menggunakan musik sebagai bagian dari proses pendidikan.

Aktif bermusik

Dedengkot musik jazz Louis Armstrong pernah berkata, “What we play is life.” Dalam konteks mendidik anak, petuah si “Satchmo” (nama julukan Armstrong) pantas diikuti dengan agak harafiah. Untuk mendapat manfaat optimal dari musik, anak harus aktif bermain dengan musik.

Ia harus memiliki kesempatan berpartisipasi dalam menyanyi, menari (gerakan kreatif), mendengarkan dan memainkan alat musik. Kombinasi ini dinamakan keterampilan membuat musik secara aktif. Namun, pada awalnya,
alat musik tidaklah harus alat musik sesungguhnya.

Seperti dalam belajar berbicara, anak harus mendengar suara orang bicara. Kemampuan berbahasanya tidak akan lengkap jika ia tidak mendapat kesempatan berbicara dengan orang lain. Demikian pula dengan musik. Ia harus punya kesempatan membuat musik secara aktif. Mendengar musik tanpa punya kesempatan memproduksi musik sama saja mendengarkan bahasa tanpa punya kesempatan berkomunikasi dengan orang lain.

Salah satu kegiatan bermusik yang paling mudah dan mungkin pertama kali dilakukan si kecil adalah bernyanyi. Saat ini, karena kesibukan orang tua pada masa kini dan sejalan dengan berkembangannya, industri musik membuat musical play (kegiatan bermain yang melibatkan musik) dan bernyanyi, dilupakan dan digantikan dengan CD yang berisi dentuman energik drum dan lagu-lagu anak yang lucu.

Anak-anak memerlukan model vokal yang pantas. Dr. John Feierabend (1996) menyarankan cara memilih lagu yang menarik minat anak. ia merekomendasikan folk songs , misalnya, karena terdiri dari kata-kata dan musik. Kalau Anda kurang suka dengan musik seperti ini, bisa juga mainkan lagu anak-anak klasik baik yang berbahasa Indonesia atau pun Inggris. Ia juga percaya kalau teks seharusnya berhubungan dengan dunia anak: imajinatif, kreatif dan penuh dengan pengamatan dari kacamata anak yang indah.

Bernyanyi juga menyediakan kesempatan untuk ekspresi diri, membantu mengembangkan kesadaran diri. Musik klasik yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku anak. Karya Mozart, Bach, dari Chopin memiliki efek terapeutik pada pendengar. Sementara, karya-karya Wagner dan Pagan memiliki efek energizing . Musik jenis ini mempertinggi hiperaktivitas pada beberapa anak. Rock dan disko dengan irama yang berat dapat menjadi overstimulating pada beberapa anak prasekolah. [J2]

Aktif bermusik juga berarti mendapat kesempatan untuk menghasilkan bunyi. Saat anak mendapatk an kesempatan untuk memainkan instrumen sederhana, ia mendapatkan pengalaman musik yang penting. Menciptakan bunyi dengan cara mengeksplorasi instrumen sederhana membuat si kecil mengekspresikan dirinya secara unik. Improvisasi dan eksperimen dengan drum, sticks berirama, rattle , dan bahkan irama dari perkakas rumah, membuat anak memiliki kesempatan menghubungkan antara suara yang bervariasi dan bagaimana menghasilkan suara tersebut.

Tapi yang paling penting, janganlah terlalu serius. Bermainlah dengan musik. Bila anak sudah agak besar dan memang menunjukkan minat atau bakat, barulah misalnya kita ajak les piano atau alat musik lainnya. Nikmati saja keindahan musik.

sumber : http://r4nee.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Profil

Foto saya
Jakarta, jakarta selatan, Indonesia
Remaja. Tinggal di Jakarta. Sedang berusaha menemukan jawaban dari "Siapa saya?". Mencintai binar mata kanak-kanak, langit senja, aroma tanah basah, gelembung sabun, cokelat panas, tertawa keras-keras, dan berpelukan. Tergila-gila pada blog, humor, dan segala jenis buku. Teman yang menyenangkan dan menyebalkan, tergantung suasana hati. Baginya, menulis adalah terapi sekaligus sarana pencarian jati diri. Jadi, jangan tertipu oleh tulisan. Sapa dia jika bertemu di jalan, karena dia akan menyapa balik. Tapi jangan coba-coba menginjak kakinya di dalam angkot, atau menghembuskan asap rokok tepat di mukanya.

Followers

Total Tayangan Halaman

Popular Posts