Software Tutorial, - 9 Januari 2010
Pengaturan Partisi
Dalam beberapa kondisi, ada kemungkinan Windows dan Linux masih diinstall dalam satu komputer (hal ini bukan solusi terbaik, namun terkadang dilakukan). Untuk kebutuhan tersebut, kita perlu memisahkan partisi Windows dan Linux. Untuk lebih baik, terutama kalau partisi diset dari awal, kita akan membuat setidaknya 4 partisi. Berikut ini adalah contoh pengaturanpartisi:
– Partisi 1 untuk Windows (sebaiknya primary), bertipe NTFS atau FAT32
– Partisi 2 untuk Linux (sebaiknya primary), bertipe ext3 atau reiserfs.
Disarankan untuk menggunakan file sistem default distribusi yang Anda gunakan, kecuali Anda memiliki alasan lain untuk tidak menurutinya.
– Partisi 3 untuk data yang diakses Windows dan Linux (sebaiknya primary), bertipe FAT32 (baca tulis sempurna oleh Windows /Linux) atau NTFS (tulis masih eksperimental dan dilakukan oleh proyek lain di Linux)
– Partisi 4 untuk swap Linux (logical)
Urutan partisi tidaklah penting. Penekanan pembahasan partisi di sini adalah bagaimana memungkinkan data bisa diakses dengan mudah dari Windows dan Linux. Untuk membuat partisi dari awal, program fdisk bisa digunakan. Untuk mengedit partisi, program parted bisa digunakan. Kedua program tersebut umumnya telah terinstall di sistem begitu instalasi distribusi Linux dilakukan.
Sebagai catatan, ada baiknya untuk mengurangi solusi menggunakan Linux dan Windows bersama - sama. Kalaupun terpaksa, buatlah aturan atau kesepakatan untuk menggunakan Linux, dan hanya menggunakan Windows dengan supervisi.
File sistem
Di Linux, kita mengenal sangat banyak file sistem. Sebagai saran, gunakanlah file sistem journaling yang mampu mengurangi resiko kehilangan data akibat sistem gagal (misal, karena kegagalan sumber daya). Di Linux, terdapat banyak tool untuk membuat file sistem. Pada sebagian distro, tool - tool tersebut tersimpan di direktori /sbin dan nama file programnya diawali dengan mkfs. sebagai contoh:
– mkfs.ext2
– mkfs.ext3
– mkfs.minix
– mkfs.msdos
– mkfs.vfat
– mkfs.reiserfs
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam memilih file sistem:
– Seperti telah dibahas sebelumnya, gunakanlah file sistem journaling seperti ext3, reiserfs, jfs, dan xfs.
– Gunakanlah file sistem default distribusi karena akan didukung dengan lebih baik. Gunakan file sistem lain hanya apabila Anda memiliki alasan yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.
– Ketahui kebutuhan dan carilah file sistem yang sesuai. Sebagai contoh, apabila kita mengatur banyak file kecil, maka reiserfs adalah kandidat yang sangat pantas. Apabila kita mengatur banyak file besar, maka xfs adalah kandidat yang pantas.
– Tidak semua file sistem bisa diresize dengan partition editor (seperti halnya parted).
– Tidak semua file sistem mendukung fasilitas undelete. Jadi, berhati - hatilah dalam menghapus file.
– Beberapa file sistem mendukung LVM (virtual storage volume) dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar