Jumat, 19 Februari 2010
- Februari 19, 2010
- JuanitaOke
- Linux
- No comments
- Februari 19, 2010
- JuanitaOke
- Linux
- No comments
Salah satu distro Linux, Ubuntu, tampaknya jadi distro favorit. Sepuluh besar distro yang ngetop adalah sbb (mnrt distrowatch.com tgl 11 April 2007):
- Ubuntu
- OpenSUSE
- Fedora
- PCLinuxOS
- MEPIS
- Debian
- Mandriva
- Sabayon
- DamnSmall
- Mint
Hal ini membuat saya tertarik untuk melihat-lihat distro Ubuntu ini. Yang lebih asik lagi, ni distro bisa diperoleh gratis dari www.ubuntu.com. Kalo ga punya koneksi Internet yg cepat buat ngedownload, kita bisa request cd, dan mereka bakal ngirimin cd ubuntu ke kita. Wah, wah, wah… bukan itu aja, ada jaminan free selamanya!
Ubuntu ini punya beberapa varian yaitu Kubuntu dan Edubuntu. Hmmmm…. apa bedanya ya? Nah, tu dia yg bikin penasaran. Mirip, karena yang men-support distro ini pun sama (Perusahaan Canonical). Saya mo liat, apanya sih yang beda…
Sebagai informasi, Kubuntu berada di ranking 15, sedangkan Edubuntu tidak berada di ranking 100 besar.
Ok, saya mulai saya….
Untuk mendapatkan CD Ubuntu, Kubuntu & Edubuntu, saya me-request CD tersebut. Daripada men-download atau membelinya, saya lebih memilih menunggu CD-CD tersebut. Memang sih, rada-rada lama. Saya mpe dah ga ngarep lagi.
LiveCD & Instalasi
Untuk menjalankan Ubuntu dan Kubuntu, tidak diperlukan instalasi. Ubuntu & Kubuntu dapat dijalankan dengan mode LiveCD. Tetapi bila diinginkan, Ubuntu & Kubuntu dapat diinstal ke PC. Sedangkan untuk menjalankan Edubuntu harus dilakukan instalasi. Ada dua jenis instalasi Edubuntu yaitu sebagai classroom server atau sebagai client machines. Bila ingin instalasi stand-alone, sebaiknya memilih “Install a workstation”.
Gambar di bawah adalah pilihan untuk instalasi Edubuntu.
Untuk instalasi awal, Ubuntu dan Kubuntu terlihat lebih user friendly. Keduanya telah menggunakan GUI untuk instalasi. Perbedaan keduanya hanyalah warnanya. Bila Ubuntu agak kecoklat-coklatan, sedangkan Kubuntu agak kebiru-biruan. Yang agak ekstrim adalah Edubuntu, instalasinya belum menggunakan GUI (Wadhuh, hare gene ga pake GUI? Halah!).
Gambar di bawah ini adalah gambar instalasi Ubuntu (awal instalasi).
Di bawah ini adalah gambar instalasi Kubuntu (pada saat memilih zona waktu):
Nah, yang di bawah ini adalah instalasi Edubuntu (memilih bahasa):
Selain itu, untuk konfigurasi networking, Ubuntu dan Kubuntu telah melakukannya secara otomatis. Tetapi Edubuntu meminta user untuk menginput IP Address, Subnet Mask, Gateway, dan Proxy secara manual (untuk Edubuntu Classroom Server). Terlihat seperti pada gambar di bawah. Hmmm… bgmn kalau salah? Tenang saja, Edubuntu menyediakan menu untuk mengkonfigurasi networking setelah selesai instalasi.
X-Window
Dari segi tampilan, Ubuntu & Edubuntu menggunakan Gnome sebagai default x-window nya, sedangkan Kubuntu menggunakan KDE. Hmmm… mungkin huruf K di depan kata “Kubuntu” menyatakan KDE+Ubuntu…
Default Instalation
Distro-distro Linux lainya seperti Redhat 9 dan OpenSUSE 10 menyediakan pilihan untuk instalasi aplikasi yang dibutuhkan. Sedangkan untuk Linux Ubuntu, Kubuntu & Edubuntu, tidak disediakan window untuk memilih aplikasi apa saja yang akan diinstal. Distro2 tersebut hanya menyediakan default instalasi, sehingga memudahkan pengguna Linux pemula untuk menginstal Linux (tidak bingung memilih aplikasi apa aja yang akan diinstal, untuk pengguna Linux advance harus menginstal software favorit secara manual). Hal ini jugalah yang menyebabkan distro Ubuntu, Kubuntu & Edubuntu, masing-masing hanya memerlukan 1 CD untuk instalasi. Sedangkan distro seperti Redhat 9, memerlukan 3 CD dan OpenSUSE 10 memerlukan 5 CD. Wow…
Instalasi Ubuntu & Kubuntu menyediakan aplikasi-aplikasi standar perkantoran. Sedangkan Edubuntu, sesuai dengan namanya, edu, menyediakan aplikasi-aplikasi perkantoran + pendidikan seperti Kalzium, yang digunakan untuk menghitung rumus kimia. Aplikasi Kalzium terlihat seperti gambar di bawah ini.
Default Browser
Default browser di Ubuntu & Edubuntu adalah rubah merah a.k.a. Firefox. Sedangkan di Kubuntu, default browser yang digunakan adalah Konqueror.
Hmmm… sepertinya sekian dulu deh ulasannya… bagi kamu2 yang udah expert di Linux, pls pencerahannya kalo di artikel saya ada kesalahan…
- Februari 19, 2010
- JuanitaOke
- Java
- No comments
Java adalah salah satu bahasa pemrograman yang populer. Aku belajar bahasa Java beberapa tahun yang lalu. Dulu aku nginstal Java di Windows OS. Sekarang aku perlu Java di Ubuntu. Inilah langkah-langkahnya:
1) Perbaharui Ubuntu Repository.
Ketikkan perintah berikut:
sudo apt-get update
Tunggu hingga repository diperbaharui.
2) Sekarang waktunya menginstal Java. Jika anda adalah developer, maka perlu JDK (Java Development Kit), jika tidak, cuma perlu JRE (Java Runtime Environment). Aku akan menginstal JDK 6 di Ubuntu.
untuk JDK, perintahnya sebagai berikut:
sudo apt-get install sun-java6-jdk sun-java6-plugin
untuk JRE, perintahnya sebagai berikut:
sudo apt-get install sun-java6-jre sun-java6-plugin
3) Setelah itu jalankan perintah:
sudo update-java-alternatives -s java-6-sun
kemudian tambahkan baris “/usr/lib/jvm/java-6-sun” ke baris paling atas file/etc/jvm.
4) Cek instalasi Java menggunakan perintah:
java -version
hasilnya:
java version "1.6.0_03" Java(TM) SE Runtime Environment (build 1.6.0_03-b05) Java HotSpot(TM) Client VM (build 1.6.0_03-b05, mixed mode, sharing)
jika menginstal JDK, cek Java compiler menggunakan perintah:
javac -version
hasilnya:
javac 1.6.0_03
5) Selesai!
sumber : http://danigunawan.com
- Februari 19, 2010
- JuanitaOke
- Linux
- No comments
Beberapa waktu yang lalu saya menginstal Apache+MySQL+PHP di Linux Ubuntu. Sekarang saatnya belajar membuat web dengan PHP+MySQL. Hmm… masalahnya adalah bagaimana mentransfer file dari Windows XP (OS tempat saya mengedit file PHP), ke Linux Ubuntu (OS tempat web server berada).
Salah satu cara adalah menggunakan FTP. Software-software FTP Client seperti CuteFTP, FTPCommander, atau add-on dari Firefox, FireFTP bisa digunakan. Tetapi ada satu kendala, saya tidak punya account FTP. Lagi pula password ftp yang dikirimkan ke komputer remote tidak dienkripsi! Walah!
Kebetulan (ato emang kondisinya disengaja biar pas dengan artikel :p), saya punya shell account di Linux Ubuntu tersebut. Beruntung deh, karena saya Cuma perlu mendownload sebuah software (GRATIS!) untuk dapat melakukan transfer data dari Windows XP ke Linux. Namanya WinSCP. Sebenarnya WinSCP ini termasuk FTP Client, tetapi menggunakan protokol SSH untuk transfer file, sehingga keamanan data yang dikirim lebih terjamin. Fitur lengkapnya bisa dibaca di http://winscp.net/eng/docs/introduction. WinSCP dapat di-download di alamat http://winscp.net/eng/download.php. Versi terbaru adalah WinSCP 4.00 beta. Kalau mau versi stabil yang terakhir adalah WinSCP 3.8.2.
Ok, cukup perkenalannya. Sekarang saya akan mencoba mentransfer file dari Windows XP ke Linux. Karena saya mo belajar membuat web, saya buat dulu sebuah file PHP sebagai contoh. Isinya sederhana, cuma menampilkan gambar dan teks. Kode-nya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
- Februari 19, 2010
- JuanitaOke
- Linux
- No comments
Setelah menginstal Ubuntu, timbul keinginan untuk mencoba mengakses shell Ubuntu dari Windows XP. Protokol yang digunakan adalah SSH (Secure Shell). SSH adalah sebuah protokol yang menerapkan enkripsi untuk membuat sebuah channel (kanal) yang aman dari komputer lokal ke komputer remote. Biasanya digunakan untuk mengeksekusi perintah pada komputer remote melalui terminal. Untuk keperluan ini, saya menggunakan sebuah software kecil tetapi powerful yaitu PuTTY. Setelah mengetikkan IP Address komputer remote (Ubuntu), dan menekan tombol enter, apa yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan harapan semula. Bukannya muncul prompt login, eh malah connection refused, seperti gambar di bawah ini.
Seperti biasa, untuk urusan instal menginstal, kita perlu root permission. Di terminal saya mengetikkan su, diikuti dengan password.
su
apt-get update
apt-get install ssh
Sekedar informasi, OpenSSH dikembangkan oleh The OpenBSD Project. OpenSSH ini adalah versi gratis dari SSH connectivity tool. Pengguna telnet, rlogin dan ftp mengirim password mereka tanpa dienkripsi. Tetapi OpenSSH mengenkripsi seluruh trafik data. Woww… Untuk lebih jelasnya, bisa tanya ama om Google atau
klik http://www.openssh.com.
- Februari 19, 2010
- JuanitaOke
- MysQL
- No comments
Ada bermacam-macam cara untuk membuat database di MySQL (dikenal juga dengan nama schema), yaitu dengan menggunakan command line maupun menggunakan software yang dibuat oleh vendor lain.
contoh:
mysql> CREATE DATABASE dagunetdb;
Jangan lupa tanda titik koma, setelah itu tekan enter. Selesai.